BAB 21
PENERAPAN
KALKULUS INTEGRAL
21.1.
PENDAHULUAN
Penerapan Kalkulus Integral membahas
menganai penerapan dalam bidang ekonimi dan bisnis, terutama untuk menentukan
atau mencarai kambali fungsi total apalagi fungsi marginalnya telah diketahui.
Fungsi total ini dapat berupa fungsi biaya total, fungsi penerimaan total,
fungsi produksi total, fungsi utulitas total, fungsi konsumsi dan tabungan,
fungsi inventasi, dan lain sebagainya, semua fungsi ini dapat diperolah dengan
menggunakan konsep integral tak tentu (infinite
inegral).
Selaian itu, Kalkulus integral dapat
diterapkan lagi pada bidang ekonomi lainnnya yakni untuk menentukan besarnya
surplus/kelebihan konsumen (consumer’s
surplus) atau surplus/kelebihan produsen (producer’s surplus). Hal ini terutama apabila fungsi permintaan
atau fungsi penewarannya berbentuk nonlinier (misalnya parabola atau
hiperbola).
21. 2. FUNGSI
BIAYA TOTAL
Bahwa
fungsi biaya (MC) adalah derivatif dari fungsi total (TC). Oleh karena itu
memperoleh fungsi biaya total TC = ƒ(Q), kita harus mengintegralkan fungsi
biaya merginalnya. Dengan kata lain, fungsi biaya total (TC) adalah antiderivatif atau integral dari fungsi
biaya marginal. Jadi jika MC = ƒ(Q),
maka fungsi biaya total adalah :
Diamana nilai konstanta K merupakan biaya tetap
atau biaya overhead, nilai konstanta K ini
dapat ditentukan bila kita menetapkan nilai Q = 0.
Setelah
fungsi biaya total diperoleh, tentunya dengan mudah dapat diperoleh fungsi
biaya rata-ratanya. Rumus fungsi biaya rata-rata adalah fungsi biaya total
debagai dengan jumlah barang/jasa yang dihasilkan (Q). Jadi :
21.3. FUNGSI PENERIMAAN TOTAL
Serupa dengan fungsi biaya total,
jika fungsi penerimaan merginal (MR) adalah
derivatif pertama dari fungsi penerimaan total (TR), maka fungsi penerimaantotal dapat di peroleh dengan
mengintegralkan fungsi penerimaan merginal, jadi
Diamana
konstanta K harus bernilai nol. Hal ini dikarenakan bahwa dalam teori
ekonomi nilai dari penerimaan total (TR) adalah nol bilamana belum ada produk
yang terjual. Dengan kata lain, TR = 0 jika Q = 0. Jadi nilai konstanta K dalam
fungsi penerimaan total selalau bernilai nol, sehingga fungsi penerimaan total
yang lengkap tidak mengandung konstanta K. Selanjutnya fungsi penerimaan
rata-rata (AR) dapat di hitung
dengan membagikan fungsi penerimaan total dengan jumlah barang/jasa yang
terjual (Q) jadi,
21.4. FUNGSI PRODUKSI TOTAL
Jika fungsi
produksi marginal MP = ƒ (X) di ketahui maka fungsi produksi total TP dapat diperoleh dengan jalan
mengintegralkan fungsi produksi marginal yaitu :
Dalam fungsi produksi total konstanta K = 0, karena tidak akan output/produk yang dihasilkan apabila
tidak ada input (faktor produksi) yang digunakan.
21.5. FUNGSI KONSUMSI
DAN TABUNGAN
Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan dapat diperoleh dengan cara mengintegralkan baik MPC maupun MPS. Untuk fungsi konsumsi adalah
Diaman konstanta K adalah
konsumsi minimum jika pendapatan = 0 sedangkan fungsi tabungan adalah
dengan konstanta K adalah tabungan negatif (dissaving)
jika pendapatan = 0, sehingga nilai K ini adalah negatif.
21.6. INVESTASI DAN
PEMBENTUKAN MODAL
Proses
penambahan terhadap persediaan modal yang ada disebut sebagai pembentukan
modal. Jika proses ini dipandang berkesinambungan sepenjang waktu, maka
persedian modal dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi dari waktu K(t), dan tingkat pembentukan modal (rate of capital formation ) sekarang
dapat dinyatakan dengan = K’(t). Tingkat pembentukan modal pada waktu t sama dengan tingkat aliran investasi
neto (rate of nate invesment flow) pada
waktu t, dan dinyatakan dengan I(t), atau = I(t) dengan demikian, untuk mendapatkan fungsi
persediaan modal K adalah integral terhadap waktu t dari investasi neto I, yaitu :
Diaman
K = modal saham awal K.
Untuk mendapatkan fungsi persediaan modal khusu kita harus
menetapkan terlebih dahulu suatu kondisi awal. Misalnya jika modal pada waktu t = 0 adalah sejumlah tertentu K(0), maka kondisi ini dapat digunakan
untuk menilai konstanta integrasi k.
21.7. KELEBIHAN
KONSUMEN
Suatu fungsi
permintaan menunjukan hubungan antara jumlah produk yang diminta oleh konsumen
dengan berbagai harga tertentu. Jika harga pasar produk tersebut adalah Pe , maka jumlah
produk yang akan di beli oleh konsumen adalah Qe, tetapi berdasarkan kurva permintaan yang ada, maka
menurut para ahli ekonomi bahwa konsumen masih bersedia dan mampu untuk membayar
produk tersebut dengan harga yang lebih tinggi dari pada harpa Pe sampai
pada titik B. Namun dalam
kenyataannya tingkat harga yang terjadi di pasar hanyalah setinggi 0Pe . Dengan demikian
surplus harga tersebut (Pe B)
adalah keuntungan total bagi konsumen
dan ini disebut sebagai surplus/kelebihan
konsumen (consumer’s surplus).
Besarnya kelebihan konsumen ini
dapat diperoleh dengan cara mengintegralkan fungsi permintaan dengan
menggunakan metode integral tertentu. Jika fungsi permintaan berbentuk P =
ƒ(Q), maka kelebihan konsumen adalah
Diamana:
KK = Kelebihan Konsumen
Qe = Jumlah Keseimbangan
Pe = Harga Keseimbangan
Sedangkan apabila fungsi permintaan berbentuk Q = ƒ(P), maka
surplus konsumen adalah,
2.1.8. SURPLUS PRODUSEN
Suatu fungsi penawaran menujukan hubugan anatara jumlah produk
yang ditawarkan oleh produsen dengan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar