PENERAPAN
BLUE OCEAN STRATEGY
DI
KAMPUNG BATIK LAWEYAN, SOLO
OLEH
NELVI
MONARIYANTI
KARTINI
OCTA
FERRY LUBIS
FITRIANI
PROGRAM
STUDY PARIWISATA
JURUSAN
ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
RIAU
PEKANBARU
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
ucapkan kepada Allah SWT/ Tuhan YME, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
bisa menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Pemasaran Pariwisata yang
berjudul “Penerapan Blue Ocean Strategy di Kampung Batik Laweyan, Solo” tepat
pada waktunya. Rasa terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah
Pemasaran Pariwisata yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah
ini.
Makalah ini
berisikan informasi mengenai penerapan Blue Ocean Strategy di Kampung Batik
Laweyan, Solo. Atau lebih spesifiknya mengenai definisi Blue Ocean Strategy,
serta bagaimana penerapannya di Kampung Batik Laweyan, Solo.
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Pekanbaru,
15 November 2012
Penullis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Menghadapi kondisi persaingan pasar
yang semakin ketat, tentunya menuntut para pelaku usaha untuk lebih kreatif dan inovatif
dalam menyusun strategi pemasaran. Bahkan melihat kondisi pasar yang
semakin hari kian ramai, sekarang ini tidak hanya strategi pemasaran “standar”
saja yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk memenangkan persaingan pasar.
Namun, mereka mulai dituntut agar lebih kreatif dan berani keluar dari zona
nyaman untuk membuat sebuah gebrakan baru yang belum pernah terpikirkan
sebelumnya oleh para kompetitor. Contohnya saja dengan menerapkan strategi
pemasaran Blue Ocean untuk membidik ceruk pasar yang masih belum
tergarap oleh para pesaing.
Strategi pemasaran inilah yang
harus diterapkan dalam industri pariwisata. Industri pariwisata kini telah
banyak dilirik oleh para pengusaha bahkan investor. Dengan persaingan yang
semakin kuat di industri ini, menuntut para pelaku usaha bidang industri
pariwisata untuk menerapkan Blue Ocean Strategy untuk menarik minat pasar.
Salah satu kawasan industri
pariwisata yang terkenal saat ini yaitu Kampung Batik Laweyan, Solo. Untuk
menghadapi persaingan pasar Batik di Indonesia, tentunya membutuhkan pemikiran
yang kreatif dan inovatif
dalam menciptakan produk batik yang dapat menarik minat konsumen. Untuk itu
penerapan Blue Ocean Strategy sangat dibutuhkan.
B. TUJUAN
Mengetahui bagaimana cara penerapan
Blue Ocean Strategy di Kampung Batik Laweyan.
C. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
definisi Blue Ocean Strategy?
2. Apa
itu Kampung Batik Laweyan?
3. Bagaimana
cara penerapan Blue Ocean Strategy di Kampung Batik Laweyan?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
BLUE OCEAN STRATEGY
Strategi kolam biru atau Blue Ocean
Strategy merupakan sebuah buku yang membahas strategi bisnis yang ditulis
oleh W. Chan Kim dan Renée Mauborgne, pertama kali dipublikasikan pada tahun
2005. Buku ini mengilustrasikan cara-cara meraih keuntungan serta pertumbuhan
usaha yang tinggi dengan cara menciptakan permintaan dengan memanfaatkan pasar
yang belum atau bahkan tidak dilirik oleh kompetitor, daripada berhadapan
langsung dengan kompetitor lain untuk sejumlah konsumen yang sama. Dalam
strategi kolam biru, perusahaan dapat menurunkan biaya produksi diiringi dengan
peningkatan nilai produk, sehingga menimbulkan inovasi nilai yang menguntungkan
bagi perusahaan maupun pelanggan. Perusahaan yang menerapkan strategi ini dapat
meningkatkan keuntungan dengan cara menjadi pemimpin pasar dan penentu harga
pasar dari produk yang dihasilkan.
Jadi yang dimaksudkan dengan Blue Ocean Strategy adalah sebuah
strategi bisnis yang dipaparkan oleh W. Chan Kim dan Renee Mauborgne, dimana
mereka mengajarkan para pelaku usaha untuk bisa menaklukan ketatnya persaingan
dengan menciptakan pangsa pasar baru yang belum pernah dilirik maupun tersentuh
oleh para kompetitornya. Melalui strategi ini, Chan Kim dan Renee Mauborgne
menghimbau para pengusaha untuk menghindari ceruk pasar yang sudah jenuh dengan
persaingan. Daripada bersaing di ceruk pasar yang sudah sangat padat, lebih
baik menciptakan sebuah ruang baru yang lebih potensial dan berusaha memberikan
nilai tambah pada ceruk pasar yang selama ini belum dilirik para pesaing.
Blue Ocean Strategy merupakan sebuah strategi
untuk melepaskan kita dari sebuah kondisi yang disebut Red Ocean
(Lautan Merah). Kondisi Red Ocean adalah sebuah kondisi dimana terjadi
persaingan yang sangat ketat untuk mendapatkan pasar yang sama dengan
kompetitor. Yang membuat Red Ocean ini menjadi kompetisi
sengit adalah karena yang terjadi pada pasar tersebut, permintaan lebih sedikit
dari pada penawaran. Akibatnya persaingan dengan kompetitor menjadi sangat
ketat dan bisa saja antar pesaing saling menghancurkan.
Pada Blue Ocean kondisinya berbanding terbalik dengan Red
Ocean. Disini persaingan nyaris tidak ada, karena diawali dengan berani
tampil beda tadi. Karena sudah tergolong beda dengan kompetitor
sebelumnya, sehingga pasar yang tertarik dengan produk kita tergolong khusus
juga. Inilah yang menyebabkan permintaan menjadi lebih tinggi.
Dalam menerapkan Blue Ocean Strategy, dikenal yang namanya
4(empat) tindakan. Pertama Eliminate (Hapuskan), yaitu menghapuskan
unsur-unsur yang tidak bernilai dari produk. Kedua Reduce (Kurangi),
yaitu mengurangi unsur-unsur yang nilainya kurang tapi masih diperlukan. Ketiga
Raise (Tingkatkan), yaitu meningkatkan unsur-unsur yang akan dijadikan
keunggulan dari produk hingga diatas standar industri yang ada. Keempat Create
(Ciptakan), menciptakan hal-hal baru yang belum pernah ada di industri
tersebut.
B. MENGENAL KAMPUNG BATIK LAWEYAN
Kawasan sentra
industri batik ini sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang tahun 1546 M.
Seni batik tradisional yang dulu banyak didominasi oleh para
juragan batik sebagai pemilik usaha batik, sampai sekarang masih terus ditekuni
masyarakat Laweyan sampai sekarang.
Sebagai langkah strategis untuk melestarikan seni batik, Kampung Laweyan didesain sebagai kampung batik terpadu, memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 24 ha yang terdiri dari 3 blok.
Sebagai langkah strategis untuk melestarikan seni batik, Kampung Laweyan didesain sebagai kampung batik terpadu, memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 24 ha yang terdiri dari 3 blok.
Konsep
pengembangan ini untuk memunculkan nuansa batik yang dominan yang secara
langsung akan mengantarkan para pengunjung pada keindahan seni batik. Di antara
ratusan motif batik yang dapat ditemukan di Kampung Batik Laweyan,
jarik dengan motif Tirto Tejo dan Truntum jadi ciri khan Batik Laweyan.
Pengelolaan Kampung Batik Laweyan ditujukan untuk menciptakan suasana wisata
dengan konsep utama "Rumahku adatah Galeriku". Artinya rumah memiliki
fungsi ganda sebagai showroom sekaligus rumah produksi.
Keroncong,
karawitan, dan rebana merupakan jenis kesenian tradisional yang banyak
ditemukan di masyarakat Laweyan. Di kampung ini juga dapat ditemukan Makam Kyai
Ageng Henis (tokoh yang menurunkan raja-raja Mataram), bekas rumah Kyai Ageng
Henis dan Sutawijaya (Panembahan Senopati), bekas Pasar Laweyan, bekas Bandar
Kabanaran, Makam Jayengrana (Prajurit Untung Surapati), Langgar Merdeka,
Langgar Makmoer, dan rumah H. Samanhudi pendiri Serikat Dagang Islam.
Laweyan juga
terkenal dengan bentuk bangunan rumah para juragan batik yang dipengaruhi arsitektur
tradisional Jawa, Eropa, Cina, dan Islam. Bangunan-bangunan tersebut
dilengkapi dengan pagar tinggi atau "beteng" yang menyebabkan
terbentuknya gang-gang sempit spesifik seperti kawasan Town Space.
Kelengkapan khasanah seni dan budaya Kampung Batik Laweyan tersebut membuat
Laweyan banyak dikunjungi wisatawan dari dinas dan institusi pendidikan,
swasta, mancanegara (Jepang, Amerika Serikat, dan Belanda).
C. PENERAPAN BLUE OCEAN STRATEGY DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN
Dengan banyaknya
industri batik di Indonesia, semakin mendesak pengelola Kampung Batik Laweyan
untuk mengembangkan Blue Ocean Strategy. Sebagai kawasan terpadu yang dikhususkan dalam industri batik, Kampung
Batik Laweyan menyajikan produk yang berbeda dari industri batik lainnya.
Karena tidak hanya produk batiknya saja yang ditawarkan oleh Kampung Batik
Laweyan, tapi suasana kekeluargaan, nuansa jawa yang kental, serta pengunjung
juga dilibatkan dalam pembuatan batik. Dalam hal ini, pengunjung diberikan
kesempatan untuk belajar membatik langsung pada pengrajin batik di Kampung Batik Laweyan.
Tidak hanya hal di atas, penerapan Blue
Ocean Strategy di Kampung Batik Laweyan dapat dilihat dari berbagai hal,
seperti :
1.
Memiliki fasilitas umum yang
memadai
a.
Hotel kategori Melati
·
Hotel Laweyan - Jl. Dr. Rajiman
No. 568
·
Hotel Sapta Jaya - Jl. Dr. Rajiman
No. 580
·
Hotel Roemahku - Jl. Dr. Rajiman
No. 510
b.
Hotel Kategori Bintang
·
Indah Palace Hotel - Jl. Veteran
No.284
·
Riyadi Palace Hotel - Jl. Slamet
Riyadi No.335
c.
Restaurant / Café
·
Restaurant Rumahku - Jl. Dr.
Rajiman No. 510
·
Diamond Café - Jl. Slamet Riyadi
No.396
d.
Gedung Pertemuan
·
Graha Niekmat Rasa - Jl. Dr. rajiman
No. 523
e.
Masjid / Langgar
·
Masjid Laweyan - Kampung Belukan
·
Masjid Baiturrahim - Sayangan
Kulon RT. 01 RW. 03
·
Masjid Al Makmur - Setono RT. 02
RW. 02
·
Langgar Merdeka - Jl. Dr. Rajiman
·
Langgar Darul Arqom - Kidul Pasar
Mati RT. 04 RW. 01
·
Gedung Wanita Islam - Jl.
Sidoluhur No. 13
·
Langgar Dirham Kakung - Klaseman
RT. 03 RW. 01
·
Masjid Al Khirmani - Jl. Sidoluhur
No. 17
·
Masjid Jannatul Firdaus -
Jl. Dr. Rajiman
f.
Laweyan Batik Training Centre -
Sekretariat di Jl. Dr. Rajiman No. 521
g.
Pusat Pelatihan Budaya Jawa
·
Bidang Tari - Klaseman RT. 03 RW.
01
·
Bidang Bahasa - Sayangan RT. 01
RW. 03
h.
Pasar
·
Pasar Kabangan - Jl. Dr. Rajiman
No. 522
·
Pasar Jongke - Jl. Dr.
Rajiman No. 616
2.
Acara Selaweyan
Di kampung laweyan ini juga terdapat agenda unik. Pada malam hari
setiap tanggal 25 diadakan pertemuan rutin yang biasa disebut Selawenan. Acara
tersebut merupakan ajang silaturahmi, ajang diskusi, ajang promosi yang juga
disertai pentas kesenian tradisional. Dengan bertemunya warga laweyan,
tokoh-tokoh masyarakat dan para tamu akan lebih mempererat jalinan komunikasi
dan persahabatan diantara
mereka. Dalam acara diskusi para hadirin dapat menambah wawasan sosial
budaya dari Narasumber yang berkompeten. Narasumber yang diundang terdiri dari berbagai macam profesi seperti akdemisi, praktisi dan kalangan birokrat. Dialog interaktif juga dilangsungkan sehingga mereka dapat bertukar pikiran untuk mencari solusi dari berbagai permasalahan di masyarakat. Sekarang, acara selawenan telah menjadi agenda Pemkot-Surakarta. Semakin lama pamor Selawenan meningkat dan
memperoleh perhatian yang baik dari mass media Lokal dan Nasional. Seiring kemajuan tersebut, para pengusaha mulai aktif berpromosi lewat media Selawenan, dengan harapan produk dan perusahaannya semakin dikenal masyarakat luas. Acara hiburan yang menyuguhkan pentas kesenian tradisional juga ditampilkan seperti Kethoprak, Musik Lesung, Tari-tarian, Wayang dan lain-lain. Pentas Kesenian Tradisiomal ternyata memperoleh perhatian yang baik dari masyarakat laweyan dan
sekitarnya. Respon yang baik ini menginspirasi para pengurus FPKBL untuk terus melestarikan budaya lokal yang adiluhung.
mereka. Dalam acara diskusi para hadirin dapat menambah wawasan sosial
budaya dari Narasumber yang berkompeten. Narasumber yang diundang terdiri dari berbagai macam profesi seperti akdemisi, praktisi dan kalangan birokrat. Dialog interaktif juga dilangsungkan sehingga mereka dapat bertukar pikiran untuk mencari solusi dari berbagai permasalahan di masyarakat. Sekarang, acara selawenan telah menjadi agenda Pemkot-Surakarta. Semakin lama pamor Selawenan meningkat dan
memperoleh perhatian yang baik dari mass media Lokal dan Nasional. Seiring kemajuan tersebut, para pengusaha mulai aktif berpromosi lewat media Selawenan, dengan harapan produk dan perusahaannya semakin dikenal masyarakat luas. Acara hiburan yang menyuguhkan pentas kesenian tradisional juga ditampilkan seperti Kethoprak, Musik Lesung, Tari-tarian, Wayang dan lain-lain. Pentas Kesenian Tradisiomal ternyata memperoleh perhatian yang baik dari masyarakat laweyan dan
sekitarnya. Respon yang baik ini menginspirasi para pengurus FPKBL untuk terus melestarikan budaya lokal yang adiluhung.
3.
Wisata Batik
Kampoeng Batik
Laweyan merupakan tempat cagar budaya dan salah satu
tujuan wisata di kota Solo. Selain bias melihat proses pembuatan Batik, wisatawan juga bias mencoba sendiri bagaimana asyiknya membatik.
tujuan wisata di kota Solo. Selain bias melihat proses pembuatan Batik, wisatawan juga bias mencoba sendiri bagaimana asyiknya membatik.
4.
Short Course
Wisatawan bisa
membuat Batik diatas kain ukuran 30x30 cm dalam waktu 2 jam, hasil karya dan
canthing dapat dibawa pulang.
·
Paket Laweyan 1 : Harga Rp 30.000
/ orang, untuk peserta minimal 10 orang.
·
Paket Laweyan 2 : Harga Rp 25.000
/orang, untuk peserta minimal 20 orang. Hanya dengan menambah Rp 10.000 /orang,
wisatawan dapat menikmati makanan ditambah minuman khas Jawa.
Selain
mengambil paket Short Course, para wisatawan juga bisa
mengikuti acara kunjungan ke berbagai Pabrik Batik dan Showroom Batik di Laweyan . Selain melihat langsung proses pembuatan Batik di pabrik-pabrik, wisatawan juga bisa melakukan Belanja Batik. Tersedia aneka macam Batik Tulis, Batik Cap, dan Batik Printing dengan harga yang bervariasi sesuai dengan kantong anda.
mengikuti acara kunjungan ke berbagai Pabrik Batik dan Showroom Batik di Laweyan . Selain melihat langsung proses pembuatan Batik di pabrik-pabrik, wisatawan juga bisa melakukan Belanja Batik. Tersedia aneka macam Batik Tulis, Batik Cap, dan Batik Printing dengan harga yang bervariasi sesuai dengan kantong anda.
selain hal
tersebut diatas, ada hal-hal lain yang bisa diterapkan oleh Kampung Batik
Laweyan, yaitu meliputi :
1.
Menyediakan mini shuttle car
dengan motif batik untuk membawa wisatawan berkeliling kampung, karena jarak
antara tempat parkir ke galeri batik lumayan jauh.
2.
Menyediakan tempat khusus untuk
penyewaan sepeda dengan sentuhan jawa yang khas. Di Laweyan memang tersedia
rental sepeda, tetapi tidak teratur, sepeda yang akan disewakan tersebut
diparkirkan begitu saja di tembok rumah, sehingga wisatawan tidak mengetahui
apakah itu rental sepeda atau bukan.
3.
Membuat Solo Batik Carnival di
Kampung Batik Laweyan
4.
Mengadakan Solo Batik Fashion Week
5.
Melakukan
renofasi terhadap kerusakan artefak sejarah. Berupa bekas rumah Ketua Sarekat
Dagang Islam H. Samanhoedi, sudah tidak utuh lagi, bagian depannya digempur
habis. Serta bekas istana Mataram di Kartasura yang telah hancur berantakan.
Dengan melakukan hal tersebut diatas, diharapkan penerapan Blue
Ocean Strategy dapat tercapai
dan Kampung Batik Laweyan pun dapat lebih menjadi pioneer Kampung Batik di
Indonesia.
Beberapa
Contoh Motif Batil Laweyan
Motif Truntum Motif Kawung
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai centra produksi batik di
solo sudah seharusnya Kampung Batik Laweyan melakukan Blue Ocean Strategy guna mempertahankan eksistensi Kampung
Batik Laweyan sebagai pioneer kampung wisata terpadu di Jawa Tengah khususnya
dan di Indonesia umumnya. Selain mengandalkan kekhassan motif batik yang tidak
diragukan lagi, yaitu motif Tirto Tejo dan Truntum, pengelola Kampung Batik
Laweyan juga harus peka dalam menghadapi persaingan dalam industri batik dengan
membuat inovasi-inovasi baru yang bisa menjadikan Kampung Batik Laweyan semakin
tak terkalahkan.
B. SARAN
Seharusnya Pemerintah setempat lebih
memperhatikan terhadap kerusakan artefak sejarah di Kampung Batik Laweyan. Dengan merenovasi bekas rumah Ketua Sarekat Dagang
Islam H. Samanhoedi, yang seharusnya dilindungi sebagai saksi sejarah, sudah
tidak utuh lagi, bagian depannya digempur habis. Dan bekas istana Mataram di
Kartasura juga dibiarkan hancur berantakan.
Y
BalasHapus