Selasa, 04 Desember 2012

Laporan Praktikum di solo





PENERAPAN BLUE OCEAN STRATEGY
DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN, SOLO


LOGO.jpg


 



OLEH
NELVI MONARIYANTI
KARTINI
OCTA FERRY LUBIS
FITRIANI



PROGRAM STUDY PARIWISATA
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012







KATA PENGANTAR


Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT/ Tuhan YME, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Pemasaran Pariwisata yang berjudul “Penerapan Blue Ocean Strategy di Kampung Batik Laweyan, Solo” tepat pada waktunya. Rasa terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Pemasaran Pariwisata yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisikan informasi mengenai penerapan Blue Ocean Strategy di Kampung Batik Laweyan, Solo. Atau lebih spesifiknya mengenai definisi Blue Ocean Strategy, serta bagaimana penerapannya di Kampung Batik Laweyan, Solo.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.


Pekanbaru, 15 November 2012


Penullis









BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Menghadapi kondisi persaingan pasar yang semakin ketat, tentunya menuntut para pelaku usaha untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyusun strategi pemasaran. Bahkan melihat kondisi pasar  yang semakin hari kian ramai, sekarang ini tidak hanya strategi pemasaran “standar” saja yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk memenangkan persaingan pasar. Namun, mereka mulai dituntut agar lebih kreatif dan berani keluar dari zona nyaman untuk membuat sebuah gebrakan baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya oleh para kompetitor. Contohnya saja dengan menerapkan strategi pemasaran Blue Ocean untuk membidik ceruk pasar yang masih belum tergarap oleh para pesaing.
Strategi pemasaran inilah yang harus diterapkan dalam industri pariwisata. Industri pariwisata kini telah banyak dilirik oleh para pengusaha bahkan investor. Dengan persaingan yang semakin kuat di industri ini, menuntut para pelaku usaha bidang industri pariwisata untuk menerapkan Blue Ocean Strategy untuk menarik minat pasar.
Salah satu kawasan industri pariwisata yang terkenal saat ini yaitu Kampung Batik Laweyan, Solo. Untuk menghadapi persaingan pasar Batik di Indonesia, tentunya membutuhkan pemikiran yang kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk batik yang dapat menarik minat konsumen. Untuk itu penerapan Blue Ocean Strategy sangat dibutuhkan.


B.     TUJUAN
Mengetahui bagaimana cara penerapan Blue Ocean Strategy di Kampung Batik Laweyan.


C.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa definisi Blue Ocean Strategy?
2.      Apa itu Kampung Batik Laweyan?
3.      Bagaimana cara penerapan Blue Ocean Strategy di Kampung Batik Laweyan?








BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI BLUE OCEAN STRATEGY
Strategi kolam biru atau Blue Ocean Strategy merupakan sebuah buku yang membahas strategi bisnis yang ditulis oleh W. Chan Kim dan Renée Mauborgne, pertama kali dipublikasikan pada tahun 2005. Buku ini mengilustrasikan cara-cara meraih keuntungan serta pertumbuhan usaha yang tinggi dengan cara menciptakan permintaan dengan memanfaatkan pasar yang belum atau bahkan tidak dilirik oleh kompetitor, daripada berhadapan langsung dengan kompetitor lain untuk sejumlah konsumen yang sama. Dalam strategi kolam biru, perusahaan dapat menurunkan biaya produksi diiringi dengan peningkatan nilai produk, sehingga menimbulkan inovasi nilai yang menguntungkan bagi perusahaan maupun pelanggan. Perusahaan yang menerapkan strategi ini dapat meningkatkan keuntungan dengan cara menjadi pemimpin pasar dan penentu harga pasar dari produk yang dihasilkan.
Jadi yang dimaksudkan dengan Blue Ocean Strategy adalah sebuah strategi bisnis yang dipaparkan oleh W. Chan Kim dan Renee Mauborgne, dimana mereka mengajarkan para pelaku usaha untuk bisa menaklukan ketatnya persaingan dengan menciptakan pangsa pasar baru yang belum pernah dilirik maupun tersentuh oleh para kompetitornya. Melalui strategi ini, Chan Kim dan Renee Mauborgne menghimbau para pengusaha untuk menghindari ceruk pasar yang sudah jenuh dengan persaingan. Daripada bersaing di ceruk pasar yang sudah sangat padat, lebih baik menciptakan sebuah ruang baru yang lebih potensial dan berusaha memberikan nilai tambah pada ceruk pasar yang selama ini belum dilirik para pesaing.
Blue Ocean Strategy merupakan sebuah strategi untuk melepaskan kita dari sebuah kondisi yang disebut Red Ocean (Lautan Merah). Kondisi Red Ocean adalah sebuah kondisi dimana terjadi persaingan yang sangat ketat untuk mendapatkan pasar yang sama dengan kompetitor.  Yang membuat Red Ocean ini menjadi  kompetisi sengit adalah karena yang terjadi pada pasar tersebut, permintaan lebih sedikit dari pada penawaran. Akibatnya persaingan dengan kompetitor menjadi sangat ketat dan bisa saja antar pesaing saling menghancurkan.
Pada Blue Ocean kondisinya berbanding terbalik dengan Red Ocean. Disini persaingan nyaris tidak ada, karena diawali dengan berani tampil beda tadi.  Karena sudah tergolong beda dengan kompetitor sebelumnya, sehingga pasar yang tertarik dengan produk kita tergolong khusus juga. Inilah yang menyebabkan permintaan menjadi lebih tinggi.
Dalam menerapkan Blue Ocean Strategy, dikenal yang namanya 4(empat) tindakan. Pertama Eliminate (Hapuskan), yaitu menghapuskan unsur-unsur yang tidak bernilai dari produk. Kedua Reduce (Kurangi), yaitu mengurangi unsur-unsur yang nilainya kurang tapi masih diperlukan. Ketiga Raise (Tingkatkan), yaitu meningkatkan unsur-unsur yang akan dijadikan keunggulan dari produk hingga diatas standar industri yang ada. Keempat Create (Ciptakan), menciptakan hal-hal baru yang belum pernah ada di industri tersebut.

B.     MENGENAL KAMPUNG BATIK LAWEYAN
Kawasan sentra industri batik ini sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang tahun 1546 M. Seni batik tradisional yang dulu banyak didominasi oleh para juragan batik sebagai pemilik usaha batik, sampai sekarang masih terus ditekuni masyarakat Laweyan sampai sekarang.
Sebagai langkah strategis untuk melestarikan seni batik, Kampung Laweyan didesain sebagai kampung batik terpadu, memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 24 ha yang terdiri dari 3 blok.
Konsep pengembangan ini untuk memunculkan nuansa batik yang dominan yang secara langsung akan mengantarkan para pengunjung pada keindahan seni batik. Di antara ratusan motif batik yang dapat ditemukan di Kampung Batik Laweyan, jarik dengan motif Tirto Tejo dan Truntum jadi ciri khan Batik Laweyan. Pengelolaan Kampung Batik Laweyan ditujukan untuk menciptakan suasana wisata dengan konsep utama "Rumahku adatah Galeriku". Artinya rumah memiliki fungsi ganda sebagai showroom sekaligus rumah produksi.
Keroncong, karawitan, dan rebana merupakan jenis kesenian tradisional yang banyak ditemukan di masyarakat Laweyan. Di kampung ini juga dapat ditemukan Makam Kyai Ageng Henis (tokoh yang menurunkan raja-raja Mataram), bekas rumah Kyai Ageng Henis dan Sutawijaya (Panembahan Senopati), bekas Pasar Laweyan, bekas Bandar Kabanaran, Makam Jayengrana (Prajurit Untung Surapati), Langgar Merdeka, Langgar Makmoer, dan rumah H. Samanhudi pendiri Serikat Dagang Islam.
Laweyan juga terkenal dengan bentuk bangunan rumah para juragan batik yang dipengaruhi arsitektur tradisional Jawa, Eropa, Cina, dan Islam. Bangunan-bangunan tersebut dilengkapi dengan pagar tinggi atau "beteng" yang menyebabkan terbentuknya gang-gang sempit spesifik seperti kawasan Town Space. Kelengkapan khasanah seni dan budaya Kampung Batik Laweyan tersebut membuat Laweyan banyak dikunjungi wisatawan dari dinas dan institusi pendidikan, swasta, mancanegara (Jepang, Amerika Serikat, dan Belanda).
C.     PENERAPAN BLUE OCEAN STRATEGY DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN
Dengan banyaknya industri batik di Indonesia, semakin mendesak pengelola Kampung Batik Laweyan untuk mengembangkan Blue Ocean Strategy. Sebagai kawasan terpadu yang dikhususkan dalam industri batik, Kampung Batik Laweyan menyajikan produk yang berbeda dari industri batik lainnya. Karena tidak hanya produk batiknya saja yang ditawarkan oleh Kampung Batik Laweyan, tapi suasana kekeluargaan, nuansa jawa yang kental, serta pengunjung juga dilibatkan dalam pembuatan batik. Dalam hal ini, pengunjung diberikan kesempatan untuk belajar membatik langsung pada pengrajin batik  di Kampung Batik Laweyan.

Tidak hanya hal di atas, penerapan Blue Ocean Strategy di Kampung Batik Laweyan dapat dilihat dari berbagai hal, seperti :
1.    Memiliki fasilitas umum yang memadai
a.       Hotel kategori Melati
·      Hotel Laweyan - Jl. Dr. Rajiman No. 568
·      Hotel Sapta Jaya - Jl. Dr. Rajiman No. 580
·      Hotel Roemahku - Jl. Dr. Rajiman No. 510
b.      Hotel Kategori Bintang
·      Indah Palace Hotel - Jl. Veteran No.284
·      Riyadi Palace Hotel - Jl. Slamet Riyadi No.335
c.       Restaurant / CafĂ©
·      Restaurant Rumahku - Jl. Dr. Rajiman No. 510
·      Diamond CafĂ© - Jl. Slamet Riyadi No.396
d.      Gedung Pertemuan
·       Graha Niekmat Rasa - Jl. Dr. rajiman No. 523
e.       Masjid / Langgar
·      Masjid Laweyan - Kampung Belukan
·      Masjid Baiturrahim - Sayangan Kulon RT. 01 RW. 03
·      Masjid Al Makmur - Setono RT. 02 RW. 02
·      Langgar Merdeka - Jl. Dr. Rajiman
·      Langgar Darul Arqom - Kidul Pasar Mati RT. 04 RW. 01
·      Gedung Wanita Islam  - Jl. Sidoluhur No. 13
·      Langgar Dirham Kakung - Klaseman RT. 03 RW. 01
·      Masjid Al Khirmani - Jl. Sidoluhur No. 17
·      Masjid Jannatul Firdaus -  Jl. Dr. Rajiman
f.       Laweyan Batik Training Centre - Sekretariat di Jl. Dr. Rajiman No. 521
g.      Pusat Pelatihan Budaya Jawa
·      Bidang Tari - Klaseman RT. 03 RW. 01
·      Bidang Bahasa - Sayangan RT. 01 RW. 03
h.      Pasar
·      Pasar Kabangan - Jl. Dr. Rajiman No. 522
·      Pasar Jongke - Jl. Dr. Rajiman  No. 616

2.      Acara Selaweyan
Di kampung laweyan ini juga terdapat agenda unik. Pada malam hari setiap tanggal 25 diadakan pertemuan rutin yang biasa disebut Selawenan. Acara tersebut merupakan ajang silaturahmi, ajang diskusi, ajang promosi yang juga disertai pentas kesenian tradisional. Dengan bertemunya warga laweyan, tokoh-tokoh masyarakat dan para tamu akan lebih mempererat jalinan komunikasi dan persahabatan diantara
mereka. Dalam acara diskusi para hadirin dapat menambah wawasan sosial
budaya dari Narasumber yang berkompeten. Narasumber yang diundang terdiri dari berbagai macam profesi seperti akdemisi, praktisi dan kalangan birokrat. Dialog interaktif juga dilangsungkan sehingga mereka dapat bertukar pikiran untuk mencari solusi dari berbagai permasalahan di masyarakat. Sekarang, acara selawenan telah menjadi agenda Pemkot-Surakarta. Semakin lama pamor Selawenan meningkat dan
memperoleh perhatian yang baik dari mass media Lokal dan Nasional. Seiring kemajuan tersebut, para pengusaha mulai aktif berpromosi lewat media Selawenan, dengan harapan produk dan perusahaannya semakin dikenal masyarakat luas. Acara hiburan yang menyuguhkan pentas kesenian tradisional juga ditampilkan seperti Kethoprak, Musik Lesung, Tari-tarian, Wayang dan lain-lain. Pentas Kesenian Tradisiomal ternyata memperoleh perhatian yang baik dari masyarakat laweyan dan
sekitarnya. Respon yang baik ini menginspirasi para pengurus FPKBL untuk terus melestarikan budaya lokal yang adiluhung.
3.      Wisata Batik
Kampoeng Batik Laweyan merupakan tempat cagar budaya dan salah satu
tujuan wisata di kota Solo. Selain bias melihat proses pembuatan Batik, wisatawan juga bias mencoba sendiri bagaimana asyiknya membatik.
4.      Short Course
Wisatawan bisa membuat Batik diatas kain ukuran 30x30 cm dalam waktu 2 jam, hasil karya dan canthing dapat dibawa pulang.
·         Paket Laweyan 1 : Harga Rp 30.000 / orang, untuk peserta minimal 10 orang.
·         Paket Laweyan 2 : Harga Rp 25.000 /orang, untuk peserta minimal 20 orang. Hanya dengan menambah Rp 10.000 /orang, wisatawan dapat menikmati makanan ditambah minuman khas Jawa.
Selain mengambil paket Short Course, para wisatawan juga bisa
mengikuti acara kunjungan ke berbagai Pabrik Batik dan Showroom Batik di Laweyan . Selain melihat langsung proses pembuatan Batik di pabrik-pabrik, wisatawan juga bisa melakukan Belanja Batik. Tersedia aneka macam Batik Tulis, Batik Cap, dan Batik Printing dengan harga yang bervariasi sesuai dengan kantong anda.
selain hal tersebut diatas, ada hal-hal lain yang bisa diterapkan oleh Kampung Batik Laweyan, yaitu meliputi :
1.      Menyediakan mini shuttle car dengan motif batik untuk membawa wisatawan berkeliling kampung, karena jarak antara tempat parkir ke galeri batik lumayan jauh.
2.      Menyediakan tempat khusus untuk penyewaan sepeda dengan sentuhan jawa yang khas. Di Laweyan memang tersedia rental sepeda, tetapi tidak teratur, sepeda yang akan disewakan tersebut diparkirkan begitu saja di tembok rumah, sehingga wisatawan tidak mengetahui apakah itu rental sepeda atau bukan.
3.      Membuat Solo Batik Carnival di Kampung Batik Laweyan
4.      Mengadakan Solo Batik Fashion Week
5.      Melakukan renofasi terhadap kerusakan artefak sejarah. Berupa bekas rumah Ketua Sarekat Dagang Islam H. Samanhoedi, sudah tidak utuh lagi, bagian depannya digempur habis. Serta bekas istana Mataram di Kartasura yang telah hancur berantakan.
Dengan melakukan hal tersebut diatas, diharapkan penerapan Blue Ocean Strategy dapat tercapai dan Kampung Batik Laweyan pun dapat lebih menjadi pioneer Kampung Batik di Indonesia.




Beberapa Contoh Motif Batil Laweyan
http://www.rumahbatik.com/images/stories/batik%20truntum.jpg     http://www.rumahbatik.com/images/stories/batik-kawung.jpg
                   Motif Truntum                                              Motif Kawung










BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Sebagai centra produksi batik di solo sudah seharusnya Kampung Batik Laweyan melakukan Blue Ocean Strategy guna mempertahankan eksistensi Kampung Batik Laweyan sebagai pioneer kampung wisata terpadu di Jawa Tengah khususnya dan di Indonesia umumnya. Selain mengandalkan kekhassan motif batik yang tidak diragukan lagi, yaitu motif Tirto Tejo dan Truntum, pengelola Kampung Batik Laweyan juga harus peka dalam menghadapi persaingan dalam industri batik dengan membuat inovasi-inovasi baru yang bisa menjadikan Kampung Batik Laweyan semakin tak terkalahkan.

B.     SARAN
Seharusnya Pemerintah setempat lebih memperhatikan  terhadap kerusakan artefak sejarah di Kampung Batik Laweyan. Dengan merenovasi bekas rumah Ketua Sarekat Dagang Islam H. Samanhoedi, yang seharusnya dilindungi sebagai saksi sejarah, sudah tidak utuh lagi, bagian depannya digempur habis. Dan bekas istana Mataram di Kartasura juga dibiarkan hancur berantakan.

1 komentar:

Ironi Kehidupan Tata Usaha/Tenaga Adminitrasi Sekolah

Ironi Kehidupan Tata Usaha/Tenaga Adminitrasi Sekolah     Bukan ranah saya untuk menilai seseorang dari luarnya saja, bukan juga ranah saya ...