BAB
I
PENDAHULUAN
- Strategi
Perencanaan Sumber Daya Manusia Yang Efektif (Kartini)
Strategi
Perencanaan Sumberdaya Manusia yang efekti,. Hal ini didasarkan pada suatu
pemikiran bahwa organisasi publik maupun bisnis saat ini dihadapkan pada suatu
perubahan kondisi lingkungan yang semakin cepat .
Keselarasan
antara perencanaan sumber daya manusia (SDM) dapat membangun kinerja organisasi
yang mampu mengadaptasi dengan perubahan tadi. Untuk merancang dan
mengembangkan perencanaan sumber daya manusia yang efektif bukanlah pekerjaan
yang mudah, dia membutuhkan suatu pemikiran, pertimbangan jangka pendek maupun
jangka panjang.
Tiga tahap perencanaan yang saling terkait, pertama
strategic planning yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan organisasi
dalam lingkungan persaingan. Kedua, operational planning, yang menunjukkan
demand terhadap SDM, dan ketiga, human resources planning, yang digunakan untuk
memprediksi kualitas dan kuantitas kebutuhan sumber daya manusia dalam jangka
pendek dan jangka panjang yang menggabungkan program pengembangan dan
kebijaksanaan SDM.
Dalam
pelaksanaannya, perencanaan sumber daya manusia harus disesuaikan dengan
strategi tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisikan adanya kesenjangan
agar tujuan dengan kenyataan dan sekaligus menfasilitasi keefektifan organisasi
dapat dicapai. Perencanaan sumber daya manusia harus diintegrasikan dengan
tujuan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang organisasi. Hal ini
diperlukan agar organisasi bisa terus survive dan dapat berkembang sesuai
dengan tuntutan perubahan yang sangat cepat dan dinamis.
- Fungsi
Pengawasan (Desi Agestina)
Perusahaan-perusahaan
kecil atau perusahaan keluarga kebanyakan hanya memiliki tenaga SDM yang hanya
mengurusi perekrutan dan penggajian. Tidak heran bahwa sumber daya
manusia yang ada pun tidak memiiki kemajuan dan perkembangan yang significant.
Ketika saya mengikuti suatu training SDM dimana pesertanya berasal dari
berbagai perusahaan saya bertemu dengan seorang HR Manager suatu perusahaan
menengah. Kami berbincang-bincang dan bercerita bagaimana ia mengisi waktu
kerja anak buahnya dengan memberikan tugas untuk menterjemahkan artikel-artikel
dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Kemudian ia menugaskan anak-anak
buahnya juga untuk membuat mading (majalah dinding) oleh karena kegiatan
perekrutan untuk sementara tidak berlangsung karena tingkat "turn
over" yang sangat rendah. Saat itu terus terang saya berpikir, mengapa ia
mengisi kegiatan timnya dengan menterjemahkan artikel dan membuat mading dengan
alasan kegiatan perekrutan sedang tidak berlangsung? Apakah kegiatan pada
department SDM hanyalah perekrutan? Sehingga ketika turn over karyawan rendah
maka SDM kehilangan fugsinya?
Hal inilah yang harus disadari benar oleh seorang praktisi SDM. Bahwa sesungguhnya
ada banyak hal yang perlu diketahui yang merupakan bagian dari fungsi
department SDM itu sendiri. Mulai dari perekrutan hingga pemberhentian, dari
penilaian hingga pengembangan, pelatihan bahkan pemberdayaan.
- Pengartian
Pengawasan SDM (Ahmad Huda)
Pengawasan
merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki
arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan
dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan
menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri
maupun bagi para pekerjanya. Di dalam suatu organisasi terdapat tipe-tipe
pengawasan yang digunakan, seperti pengawasan Pendahuluan (preliminary
control), Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control),
Pengawasan Feed Back (feed back control).Di dalam proses pengawasan juga
diperlukan Tahap-tahap pengawasan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu Tahap
Penetapan Standar, Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap
Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar
dan Analisa Penyimpangan dan Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi.
Suatu Organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna
untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan
berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk menjalankan
proses pengawasan tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan jika
terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat langsung diperbaiki. Selain itu,
pada alat-alat bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses
pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan juga meliputi bidang-bidang
pengawasan yang menunjang keberhasilan dari suatu tujuan organisasi
diantaranya.
Sebagai ilmu, SDM dipelajari
dalam manajemen sumber daya manusia atau
(MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu manajemen dan
psikologi. Mengingat struktur SDM dalam industri-organisasi dipelajari oleh
ilmu manajemen, sementara manusia-nya sebagai subyek pelaku adalah bidang
kajian ilmu psikologi
- Peran
Pengawasan SDM (Cendy Ifca)
Sumber
daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya
pada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam kegiatan suatu organisasi.Dalam
mencapai tujuannya tentu suatu organisasi memerlukan sumber daya manusia
sebagai pengelola sistem, agar sistem ini berjalan tentu dalam pengelolaanya
harus memperhatikan beberapa aspek penting seperti pelatihan, pengembangan,
motivasi dan aspek-aspek lainya. Hal ini akan menjadikan manajemen sumber daya
manusia sebagai salah satu indikator penting pencapaian tujuan organisasi
secara efektif dan efesien.
Sumber
daya manusia merupakan asset organisasi yang sangat vital, karena itu peran dan
fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern
teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun tanpa
sumber daya manusia yan professional semuanya menjadi tidak bermakna.
Eksistensi sumber daya manusia dalam kondisi lingkungan yang terus berubah
tidak dapat dipungkiri, oleh karena itu dituntut kemampuan beradaptasi yang
tinggi agar mereka tidak tergilas oleh perubahan itu sendiri. Sumber daya
manusia dalam organisasi harus senantiasa berorientasi terhadap visi, misi,
tujuan dan sasaran organisasi di mana dia berada di dalamnya.
Walaupun
demikian agar peran sumber daya manusia tersebut dapat sinkron dengan visi,
misi, tujuan dan harapan organisasi maka manusia sebagai selah satu sumber daya
harus dapat melakukan penyesuaian terhadap perkembangan organisasi yang semakin
komppetitive. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dan
merespon perubahan terse
E. Tujuan Dan Manfaat SDM (Ara Pandra)
Manajemen
sumber daya menusia bertujuan untuk pendayagunaan, pengembangan, penelitian,
SDM dan SDA yang ada agar dapat dikelola secara efektif dan efisien. Pada
dasarnya manajemen adalah upaya mengatur sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi atau organisasi sebagai proses untuk mencapainya. Diperlukan
perencanaan yang matang, pelaksanaan yang konsisten dan pengendalian yang
berkelanjutan agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
Perencanaan
SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan individu, organisasi
dan kepentingan nasional. Tujuan perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang
ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa yang akan datang untuk menghindari
mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas serta mencari orang
yang tepat, yang akan ditempatkan pada tempat yang tepat, dan pada waktu yang
tepat agar tujuan organisasi dapat tercapai.
- Pengawasan
Pekerjaan Dan Pengembangan Pegawai(Mahedza lilis)
Pengawasan
dan manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah bagian penting dalam menjaga
stabilitas sebuah lembaga tetap berada pada jalur yang benar dan sesuai.Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi
yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk
sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri
serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan
kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian
praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem
yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian
psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan
organisasi.Sebagai ilmu, SDM dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia
atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu manajemen dan
psikologi. Mengingat struktur SDM dalam industri-organisasi dipelajari oleh
ilmu manajemen, sementara manusia-nya sebagai subyek pelaku adalah bidang
kajian ilmu psikologi.
Dewasa
ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka,
melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena
itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C.
atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama,
tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan
dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability
(beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau
organisasi lebih mengemuka.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Strategi
Perencanaan Sumber Daya Manusia Yang Efektif (Kartini)
Sebuah
organisasi dalam mewujudkan eksistensinya dalam rangka mencapai tujuan memerlukan perencanaan
Sumber daya manusia yang efektif. Suatu organisasi, tanpa didukung
pegawai/karyawan yang sesuai baiik segi kuantitatif,kualitatif, strategi dan
operasionalnya ,maka organisasi/perusahaan itu tidak akan mampu mempertahankan
keberadaannya, mengembangkan dan memajukan dimasa yang akan datang.
Oleh karena itu disini
diperlukan adanya langkah-langkah manajemen guna lebih menjamin bahwa
organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai jabatan,
fungsi, pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan .
Perencanaan
sumber daya manusia (Human Resource Planning) merupakan proses manajemen dalam
menentukan pergerakan sumber daya manusia organisasi dari posisi yang
diinginkan di masa depan, sedangkan sumber daya manusia adalah seperangkat
proses-proses dan aktivitas yang dilakukan bersama oleh manajer sumber daya
manusia dan manajer lini untuk menyelesaikan masalah organisasi yang terkait
dengan manusia. Tujuan dari integrasi system adalah untuk menciptakan proses
prediksi demand sumber daya manusia yang muncul dari perencanaan strategik dan
operasional secara kuantitatif, dibandingkandengan prediksi ketersediaan yang
berasal dari program-program SDM.
Oleh karena
itu, perencanaan sumber daya manusia harus disesuaikan dengan strategi tertentu
agar tujuan utama dalam memfasilitasi keefektifan organisasi dapat tercapai, Strategi
bisnis di masa yang akan datang yang dipengaruhi perubahan kondisi lingkungan
menuntut manager untuk mengembangkan program-program yang mampu menterjemahkan
current issues dan mendukung rencana bisnis masa depan. Keselarasan antara
bisnis dan perencanaan sumber daya manusia (SDM) dapat membangun perencanaan
bisnis yang pada akhirnya menentukan kebutuhan SDM. Beberapa factor eksternal
yang mempengaruhi aktivitas bisnis dan perencanaan SDM, antara lain:
globalisasi, kemajuan teknologi, pertumbuhan ekonomi dan perubahan komposisi
angkatan kerja. Perubahan karakteristik angkatan kerja yang ditandai oleh
berkurangnya tingkat pertumbuhan tenaga kerja, semakin meningkatnya masa kerja
bagi golongan tua, dan peningkatan diversitas tenaga kerja membuktikan perlunya
kebutuhan perencanaan SDM.
Dengan demikian, proyeksi demografis terhadap
angkatan kerja di masa depan akan membawa implikasi bagi pengelolaan sumber
daya manusia yang efetif. Peramalan kebutuhan sumber daya manusiadi masa depan
serta perencanaan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia tersebut merupakan
bagian dalam perencanaan sumber daya manusia yang meliputi pencapaian tujuan
dan implementasi program-program. Dalam perkembangannya, perencanaan sumber,
perencanaan sumber manusia juga meliputi pengumpulan data yang dapat digunakan
untuk mengevaluasi keefektrifan program-program yang sedang berjalan dan
memberikan informasi kepada perencanaan bagi pemenuhan kebutuhan untuk revisi
peramalan dan program pada saat diperlukan. Tujuan utama perencanaan adalah
memfasilitasi keefektifan organisasi, yang harus diintegrasikan dengan tujuan
perencanaan jangka pendek dan jangka panjang organisasi. Dengan demikian,
perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu proses menterjemahkan strategi
bisnis menjadi kebutuhan sumber daya manusia baik kualitatif maupun kuantitatif
melalui tahapan tertentu.
- Berbagai Pengertian dan
Strategi Perencanaan SDM
Mondy
& Noe (1995) mendefinisikan Perencanan SDM sebagai proses yang secara
sistematis mengkaji keadaan sumber daya manusia untuk memastikan bahwa jumlah
dan kualitas dengan ketrampilan yang tepat, akan tersedia pada saat mereka
dibutuhkan”. Kemudian Eric Vetter dalam Jackson & Schuler (1990) dan
Schuler & Walker (1990) mendefinisikan Perencanaan sumber daya manusia (HR
Planning) sebagai; proses manajemen dalam menentukan pergerakan sumber daya
manusia organisasi dari posisinya saat ini menuju posisi yang diinginkan di
masa depan. Dari konsep tersebut, perncanaan sumber daya manusia dipandang sebagai
proses linear, dengan menggunakan data dan proses masa lalu (short-term)
sebagai pedoman perencanaan di masa depan (long-term).
Dari beberapa
pengertian tadi ,maka perencanaan SDM adalah serangkaian kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan secara sistematis dan strategis yang berkaitan dengan
peramalan kebutuhan tenaga kerja/pegawai dimasa yang akan datang dalam suatu
organisasi (publik,bisnis ) dengan menggunakan sumber informasi yang tepat guna
penyediaan tenaga kerja dalam jumlah dan kualitas sesuai yang dibutuhkan.
Adapun dalam perencanaan tersebut memerlukan suatu strategi yang didalamnya
terdapat seperangkat proses-proses dan aktivitas yang dilakukan bersama oleh
manajer sumber daya manusia pada setiap level manajemen untuk menyelesaikan
masalah organisasi guna meningkatkan kinerja organisasi saat ini dan masa depan
serta menghasilkan keunggulan bersaing berkelanjutan
Untuk
merancang dan mengembangkan perencanaan sumber daya manusia yang efektif
menurut Manzini (1996), terdapat tiga tipe perencanaan yang saling terkait dan
merupakan satu kesatuan sistem perencanaan tunggal yaitu:
1. strategic
planning yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan organisasi dalam
lingkungan persaingan,
2. Operational
planning, yang menunjukkandemand terhadap SDM, dan
3. Human
resources planning, yang digunakan untuk memprediksi kualitas dan kuantitas
kebutuhan sumber daya manusia dalam jangka pendek dan jangka panjang yang
menmggabungkan program pengembangan dan kebijaksanaan SDM.
Perencanaan
sumber daya manusia dengan perencanaan strategik perlu diintegrasikan untuk
memudahkan organisasi melakukan berbagai tindakan yang diperlukan, manakala
terjadi perubahan dan tuntutan tujuan pengintegrasian perencanaan sumber daya
manusia adalah untuk mengidentifikasi dan menggabubungkan faktor-faktor
perencanaan yang saling terkait, sistematrik, dan konsisten. Salah satu alasan
untuk mengintegrasikan perencanaan sumber daya manusia dengan perencanaan
strategik dan operasional adalah untuk mengidentifikasi human resources antara
demand dan supply, dalam rangka menciptakan proses yang memprediksi demand
sumber daya manusia yang muncul dari perencanaan strategik dan operasional
secara kuantitatif dibandingkan dengan prediksi ketersediaan yang berasal dari
program-program SDM. Pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia organisasi di masa
depan ditentukan oleh kondisi faktor lingkungan dan ketidakpastian, diserta
tren pergeseran organisasi dewasa ini. Organisasi dituntut untuk semakin
mengandalkan pada speed atau kecepatan, yaitu mengupayakan yang terbaik dan
tercepat dalam memenuhi kebutuhan tuntutan/pasar.
2. Manfaat
Pengembangan SDM
Di Masa Depan
Pimpinan yang secara teratur melakukan proses pengembangan strategi sumber daya
manusia pada organisasinya akan memperoleh
manfaat berupa distinctive capability(kempaun khusus) dalam beberapa hal
dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan, seperti :
Yang sifatnya
strategis yakni :
a. Kemampuan
mendifinisikan kesempatan maupun ancaman bagi sumberdaya manusia dalam mencapai
tujuan bisnis.
b. Dapat
memicu pemikiran baru dalam memandang isu-isu sumber daya manusia dengan
orientasi dan mendisdik patisipan serta menyajikan perluasan perspektif.
c. .Menguji
komitmen manajemen terhadap tindakan yang dilakukan sehingga dapat menciptakan
proses bagi alokasi sumber daya program-program spesifik dan aktivitas.
d. Mengembangkan
“sense of urgency” dan komitmen untuk bertindak.
Kemudian yang sifatnya opersional
,perencanaan SDM dapat bermanfaat untuk :
a. Meningkatkan
pendayagunaan SDM guna memberi kontribusi terbaik,
b. Menyelaraskan
aktivitas SDM dengan sasaran organisasi agar setiap pegawai/tenaga kerja dapat
mengotimalkan potensi dan ketrampilannya guna meningkatkan kinerja organisasi,
c. Penghematan
tenaga,biaya, waktu yang diperlukan ,sehingga dapat meningkatkan efisiensi guna
kesejahteraan pegawai/karyawan.
d. sementara
administrasi sumber daya manusia ditangani oleh pimpinan unit teknis
operasional Manajer ini dan Biro kepegawaian/ sumber daya manusia saling
berbagi tanggung jawab dan kegiatan, dalam kontek manager ini sebagai pemilik
dan sumber daya manusia sebagai konsultan.
3. Tahapan
Perencanaan SDM
sumber daya
manusia yang tepat membutuhkan langkah-langkah tertentu berkaitan dengan
aktivitas.
perencanaan sumber daya manusia
menuju organisasi modern. Langkah-langkah tersebut meliputi :
Ø Pengumpulan
dan analisis data untuk meramalkan permintaan maupun persediaan sumber daya
manusia yang diekspektasikan bagi perencanaan bisnis masa depan.
Ø Mengembangkan
tujuan perencanaan sumber daya manusia
Ø Merancang
dan mengimplementasikan program-program yang dapat memudahkan organisasi untuk
pencapaian tujuan perencanaan sumber daya manusia
Ø Mengawasi
dan mengevaluasi program-program yang berjalan. Keempat tahap tersebut dapat
diimplementasikan pada pencapaian tujuan jangka pendek.
Thap perencanaan sumber daya manusia yang
meliputi tahap :
v investigasi
baik pada lingkungan eksternal, internal, organisasional:
v forecasting
atau peramalan atas ketersediaan supply dan demand sumber daya manusia saat ini
dan masa depan;
v perencanaan
bagi rekrumen, pelatihan, promosi, dan lain-lain;
Perencanaan
sumber daya manusia umumnya dipandang sebagai ciri penting dari tipe ideal
model MSDM meski pada praktiknya tidak selalu harus dijadikan prioritas utama.
Perencanaan sumber daya manusia merupakan kondisi penting dari integrasi bisnis
dan strategik, implikasinya menjadi tidak sama dengan manpower planning meski
tekniknya mencakup hal yang sama. Manpower planning menggambarkan pendekatan
tradisional dalam upaya forecasting apakah ada ketidaksesuaian antara supply
dan demand tenaga kerja, serta merencanakan penyesuaian kebijakan yang paling
tepat. Integrasi antara aspek-aspek perencanaan sumber daya manusia terhadap
pengembangan bisnis sebaiknya memastikan bahwa kebutuhan perencanaan sumber
daya manusia harus dilihat sebagai suatu tanggung jawab ini.
- Kesenjangan
dalam Perencanaan Sumber daya Manusia(SDM)
Dalam
perencanaan SDM tidaklah semudah apa yang disbayangkan, kendati telah ada
perhitungan dan pertimbangan berdasarkan kecenderungan dan data yang tersedia,
tapi kemelencengan bisa saja terjadi. Hal ini wajar karena selain adanya
dinamika organisasi juga adanya perubahan faktor lingkungan kebijakan yang
tidak diantisipasisi sebelumnya. Proses perencanaan sering tidak berjalan
sebagaimana mestinya, karena kebijakan perencanaan tidak dibuat secara detil,
sehingga terjadi kesenjangan antara kebijakan sebelumnya dengan aspek teknis
operasional secara empiris .
Persoalan
yang dihadapi dalam perencanaan sumber daya manusia dalam pengembangan dan
implementasinya dari strategi sumber daya manusia dapat dikelompokkan ke dalam
empat permasalah yaitu:
·
perencanaan menjadi suatu problema yang dirasa
tidak bermanfaat karena adanya perubahan pada lingkungan eksternal organisasi,
meskipun nampak adanya peningkatan kebutuhan bagi perencanaan.
·
realitas dan bergesernya prioritas kebijakan dan
strategi yang ditentukan oleh keterlibatan interes group yang memiliki power.
·
kelompok faktor-faktor yang berkaitan dengan
sifat manajemen dan ketrampilan serta kemampuan manajer yang memiliki preferensi
bagi adaptasi pragmatik di luar konseptualisasi, dan rasa ketidakpercayaan
terhadap teori atau perencanaan, yang dapat disebabkan oleh kurangnya data,
kurangnya pengertian managemen ini, dan kurangnya rencana korporasi.
·
pendekatan teoritik konseptual yang dilakukan
dalam pengujian kematangan perencanaan sumber daya manusia sangat idealistik
dan preskriptif, di sisi lain tidak memenuhi realita organisasi dan cara manager.
Permasalahan
tersebut merupakan sebuah resiko yang perlu adanya antisipasi dengan menerapkan
aspek fleksibilitas ,manakala terjadi kesenjangan di lapangan. Namun sedapat
mungkin manajer telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi secara cermat
setiap perkembangan yang terjadi , karena pada dasarnya sebuah bangunan
perencanaan SDM tidak harus dibongkar secara mendasar , jika ada kekurangan dan
kelemahan ,tentu ada upaya mengatasi jalan keluar yang terbaik.mengatasi
masalah-masalah spesifik.
5. Implementasi
Perencanaan SDM
Pemilihan
teknik merupakan starting point dalam melaksanakan berbagai aktivitas yang
berhubungan dengan gaya manajeral, nilai dan budaya secara keseluruhan.
Beberapa teknik perencanaan sumber daya dapat diimplementasikan dalam proses
rekrutmen dan perencanaan karir.
a.
Rekrutmen Identifikasi kemungkinan ketidakcocokan antara
supply dan demand serta penyesuaian melalui rekrutmen, sebelumnya dilihat
sebagai alasan perencanaan manpower tradisional.
b.
Perencanaan Karir Hal ini membutuhkan pengertian
proses-proses yang diintegrasikan pada karekteristik individual dan preferensi
dengan implikasinya pada : budaya organisasi, nilai dan gaya, strategi bisnis
dan panduan, struktur organisasi dan perubahan, sistem reward, penelitian dan
sistem pengembangan, serat penilaian dan sistem promosi. Beberapa organisasi
dewasa ini menekankan pada tanggung jawab individual bagi pengembangan karir
masing-masing. Sistem mentoring formal maupun informal diperkenalkan untuk
membantu pencapaian pengembangan karir. Seberapa jauh fleksibelitas dan
efisiensi organisasi ditentukan oleh kebijakan pemerintah, baik fiskal maupun
pasar tenaga kerja.
c.
Evaluasi Perencanaan SDM Perencana sumber daya manusia
dapat digunakan sebagai indikator kesesuaian.
Teknik-teknik
yang dapat digunakan dalam evaluasi perencanaan sumber daya manusia meliputi:
Ø Audit
sederhana terhadap sasaran apaqkah memenuhi tujuan, kekosongan terisi, biaya
berkurang, dan sebagainya. Sedangkan tingkat audit tergantung pada tujuan
organisasi dan seberapa jauh analisis terhadap keberhasilan maupunb
penyimpangan dapat dilakukan.
Ø Evaluasi
sebagai bagian dari tinjauan prosedur organisasi lain sesuai standar penggunaan
·
Prosedur total kualitas; perlu bagi kebutu8han
pengawasan dan dapat menggambarkan atensi bagi ketidakcukupan SDM
·
Prosedur investasi manusia; perlu pengawasan
bagi hasil pelatihan terhadap analisis kebutuhan pelatihan bagi seluruh
karyawan berbasis kontinyuitas.
·
Pendekatan analitis bagi utilisasi sumber daya
manusia dan pengawasan hasil
Ø Evaluasi
sebagai bagian dari audit komunikasi generalv atau survai sikap karyawan
Ø Dimasukkannya
hal-hal berikut sebagai bagian audit yang lebih luas atau tinjauan fungsi SDM
sebagai Nilai tambah yang diperoleh organisasi, misalnya dalam mengembangkan
manusia atau pengurangan perpindahan tenaga kerja.
Ø Melakukan
review atas penilaian individu. Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa tujuan
perencanaan sumber daya manusia adalh memastikan bahwa orang yang tepat berada
pada tempat dan waktu yang tepat, sehingga hal tersebut harus disesuaikan
dengan rencana organisasi secara menyeluruh. Salah satu hasil evaluasi
penerapan program jangkan panjang dapat ditujukan bagi perencanaan program
suksesi.
- Fungsi
Pengawasan (Desi Agestina)
Manajemen
sumber daya manusia sering di pandang sebagai bagian yang kurang vital dalam
organisasi, karena ketidakmampuannya “memperagakan”
efektifitasnya. Ini berarti, departemen sumber daya manusia gagal untuk
menunjukkan apa yang dilakkannya, terutama seberapa banyak kontribusi dan
peranannya dalam pencapaian tujuan tujuan strategic organisasi. Menyadari hal
ini, para manager sumber daya manusia mulai tergerak untuk menyajikan
efektifitas kerja mereka, seperti yang telah dilakukan oleh manajer lini yang
lain, dengan melakukan perhitungan biaya dan manfaat (benefit-cost analysis). Selanjutnya, melalui perbandingan dan
manfaat berbagai kegiatan, mereka dapat menunjukan efektifitas kerja mereka.
Jadi efektifitas manajemen sumber daya manusia diukur dengan penentuan criteria
biaya dan manfaat yang tepat dan relevan. Mitos bahwa kegiatan kegiatan
departemen sumbe daya manusia tidak dapat di ukur dengan “bahasa” manajer
perusahaan yaitu rupiah, harus di kuburkan.
Criteria manfaat (
benefit criteria ) untuk manajemen sumber daya manusia
adalah berbagai indicator dengan mana pembandinagn pembandingan dapat di
lakukan untuk menunjukkan berbagi peningkatan, perbaikan da menfaat bagi
organisasi. Indicator-indicator beserta komponen-komponen di bawah ini dapat di
gunakan sebagai criteria manfaat :
v Produktifitas
v Peningkatan
prestasi kerja
v Penurunan
absensi karyawan
v Penurunan
perputaran tenaga kerja (turn-over)
v Kualitas
kehidupan kerja
v Peningkatan
keterlibatan kerja
v Peningkatan
kepuasan kerja
v Penurunan
stress
v Penurunan
jumlah kecelakaan kerja dan jumlah karyawan sakit
Criteria biaya (cost
criteria) untuk manjemen sumber daya manusia adalah berbagai
indicator yang di gunakan untuk menentukan biaya kegiatan-kegiatan sumber daya
manusia dan kemudian dibandingkandan criteria manfaat dalam penentuan
efektifitas manajemen sumber daya manusia. Bila criteria manfaat pada umumnya
diterapkan pada kegiatan-kegiatan sumber daya manusia secara keseluruhan,
criteria biaya adalah lebih spesifik untuk setiap kegiatan. Sebagai contoh,
kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja, pelatihan, perancangan kembali
pekerjaan (job re-design). Setelah criteria biaya dan manfaat relevan dan
sesuai ditentukan, berbagai biaya dan manfaat tersebut dibandingkan. Dalam
praktek tidak semua manfaat kegiatan-kegiatan sumber daya manusia dapat di
nilai dalam bentuk rupiah.
Pada
dasarnya menejemen sumber daya manusia merupakan suatu gerakan pengakuan
terhadap pentingnya unsure manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial
yang perlu di kembangkan sehingga mampu memberikan kontribusi yang optimal bagi
organisasi maupun bagi pengembangan dirinya. Tugas dari manajemen sumber daya
manusia ini sendiri meliputi upaya-upaya untuk mengelola manusia (tenaga kerja)
dengan segala potensi yang dimilikinya, sehingga dapat di peroleh sumber daya
manusia yang mempunyai kepuasaan baik dilihat dari tenaga kerja maupun terhadap
organisasi.
Ruang
lingkup manajemen sumber daya manusia meliputi semua aktifitas yang berhubungan
dengan sumber daya manusia dalam organisasi. Akibatnya fungsi-fungsi manejemen
sumber daya manusia terbagi atas fungsi manejemen dan operasional. Fungsi
manajemen yang terdiri dari Planning, Organizing,
Actuating, dan Controlling atau lebih di kenal senagn singkatan POAC. Di
sisi lain fungsi operasional meliputi procurement,
development, kompensasi, integrasi, maintenance, dan separation.
Fungsi
perencanaan adalah menetapkan tujuan dan standar, mengembangkan aturan dan
prosedur, mengembangkan rencana dan peramalan, termasuk meramalkan atau
memproyeksi beberapa peristiwa di masa depan. Fungsi pengorganisasian merupakan
alat untuk mencapai tujuan organisasi, dimana setelah fungsi perencanaan dijalankan
bagian personalia menyusun dan merancang struktur hubungan antara pekerjaan,
personalia dan factor-faktor fisik. Artinya memberikan setiap bawahan tugas
khusus untuk membangun departemen, mendelegasikan wewenang kepada bawahan,
menetapkan saluran wewenang dan komunikasi, mengkoordinasikan kerja bawahan.
Dalam fungsi actuating pemimpin
mengarahkan karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien
alam membantu tercapainya tujuan pihak-pihak yang berkepentingan dalam
organisasi, membuat orang lain menyelesaikan pekerjaan, mempertahankan semanga
kerja, dan memotivasi karyawan.selain itu pemimpin juga memutuskan tipe atau
jenis orang yang akan dipekerjakan, merekrut calon karyawan, mengevaluasi
kinerja, menyuluh karyaan, melatih dan mengembangkan karyawan. Fungsi
pengendalian merupakan upaya untuk mengatur kegiatan agar sesuai dengan rencana
yang telah di tentukan sebelumnya. Menetapkan standar,seperti : kuota
penjualan, standar mutu atau tingkat produksi, melakukan pengecekan untuk
melihat bagaimana perbandingan antara kinerja actual dengan standar, menambil
tindakan perbaikan sesuai dengankebutuhan. Jika terdapat kesalahan dan
penyimpangan diadakan tindakan perbaikan atau penyempurnaan rencana.
Fungsi
operasional dari manajemen sumber daya manusia adalah pengadaan tenaga kerja
yang berupaya untuk mendapatkan jenis dan jumlah karyawan yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Setelah tenaga kerja di peroleh, maka fungsi pengembangan
harus dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan mereka melalui pendidikan
dan pelatihan untuk mendapatkan terjadinya peningkatan prestasi kerja.
Selanjutnya fungsi integrasi merupakan usaha untuk mempersatukan kepentingan
karyawan dan kepentingan organisasi sehingga tercipta kerjasama yang baik dan
saling menguntungkan. Setelah fungsi-fungsi di atas dilaksanakan, barlah
pemeliharaan tenaga kerja yang berkualitas perlu pula di lakukan supaya mereka
bersedia untuk tetap bekerja sama dan loyal terhadap organisasi. Dan akhirnya
fungsi pemberhentian yang merupakan putusnya hubungan kerja seseorang dengan
perusahaan karena alasan-alasan tertentu, seperti kontrak kerja yang sudah
berakhir, pension, pemecatan maupun pemberhentian atas keinginan karyawan itu
sendiri.
- Pengartian
Sumber Daya Manusia (Ahmad Huda)
Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi
SDM potensi yang
terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk
sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri
serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan
kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian
praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem
yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian
psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan
organisasi.
Berikut ini merupakan beberapa definisi mengenai Sumber Daya Manusia:
•Sumber Daya Manusia(SDM) adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu
organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerjaan atau karyawan).
•Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi
dalam mewujudkan eksistensinya.
•Sumber Daya Manusia(SDM) adalah potensi yang merupakan asset dan
berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) didalam organisasi bisnis,
yang dapat diwujudkan menjadi potensinyata(real) secara fisik dan non
fisikdalam mewujudkan eksistensi organisasi.
pentingnya sumber daya manusia, Dengan mempelajari bagaimana pentingnya dan
menangani kualitas sumber
daya manusia maka akan terwujud:
a. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia.
b. Meningkatnya kesejahteaan masyarakat dengan perluasan lapangan kerja.
c. Meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan pekerja
d. Peningkatan kualitas transmigran
e. Pemberdayaan kawasan transmigrasi sebagai pengembangan tanaman
pangan, tanaman perkebunan dan industri kecil.
f. Pemerataan penduduk dan hasil-hasilnya
g. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pembangunan dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang mandiri.
Empat tingkat peran SDM yang berbeda :
1. Strategi
2. Operasional
3. Penasehat karyawan
4. Administrative
pentingnya sumber daya manusia
Kini subjek kompetisi atau persaingan dalam perusahaan telah bergeser. Pada
dekade yang lau keunggulan sebuah perusahaan ditentukan oleh teknologi. Dewasa
ini kompetisi atau persaingan global antar perusahaan ditandai dengan ketatnya
persaingan SDM (Sumber Daya Manusia). hal ini bukan berarti peranan teknologi
berkurang. Teknologi tetap berperan penting. Namun, tanpa didukung oleh SDM
yang pandai teknologi secanggih apapun kurang dapat dimanfaatkan secara
maksimal. Oleh karena itu, membangun SDM yang mampu memanfaatkan dan
mengembangkan teknologi menjadi tantangan yang harus dihadapi pada era
globalisasi ini.
Perubahan itu menimbulkan pandangan baru terhadap manusia. Dunia usaha tidak
lagi memandang SDM hanya sebagai production cost (biaya produksi),
melaikan sebagai aset perusahaan yang penting. Makin hebat yang SDM yang
dimiliki, peluang kemajuan perusahaan makin besar. Oleh karena itu, kini banyak
perusahaan yang berani menginvestasikan dana besar untuk meningkatkan daya
saing SDM miliknya. Misalnya, membiayai pendidikan, menyelenggarakan penataran
serta pelatihan, dan memberi penghargaan serta gaji yang lebih dari cukup.
Tentu saja pengusaha sendiripun harus selalu meningkatkan kemampuan
bersaingnya.
Daya saing itu terutama dalam hal speed (kecepatan) dan inovasi.
Kesuksesan perusahaan bukan ditentukan oleh ukuran kuat dan besar, tetapi cepat
dan inovastif untuk membangun SDM semacam itu memerlukan proses belajar yang
serius. Oleh karena itu, perlu ada upaya menjadikan belajar sebagai bagian dari
proses kerja
Hal
ini penting mengingat bahwa setiap unit kerja lebih mengetahui kebutuhan
pengembangan yang bersifat pengetahuan dan ketrampilan teknis rai pegawai yang
berada di bawahnya. Oleh karena itu, bagian kepegawaian dalam hal ini
pengembangan tersebut berperan sebagai pendukung dalam pelaksanaan aktivitas
pengembangan dan berhubungan dengan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan
teknis dari setiap unit kerja, bagian kepegawaian dapat melakukan perencanaan
pengembangan karier pegawai agar organisasi memiliki pegawai yang siap pakai
pada saat dibutuhkan untuk posisi atau jabatan baru.
Dalam
tahap pengembangan sumber daya manusia ini terdapat dua aspek kegiatan penting
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yakni kegiatan pelatihan dan
kegiatan pengembangan sumber daya manusia itu sendiri yang dimaksudkan agar
potensi yang dimiliki pegawai dapat digunakan secara efektif. Kegiatan
pelatihan dipandang sebagai awal yaitu dengan diadakannya proses orientasi yang
kemudian dilanjutkan secara berkelanjutan selama pegawai tersebut berada di
dalam organisasi.
Pengertian di atas meletakan manusia sebagai pelaku
dan penerima pembangunan. Tindakan yang perlu dilakukan dalam jangka pendek
adalah memberikan pendidikan dan latihan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja
terampil. Dalam hal ini Effendi (1992) mengemukakan bahwa meskipun unsur
kesehatan dan gizi, kesempatan kerja, lingkungan hidup yang sehat, pengembangan
karir ditempat kerja, dan kehidupan politik yang bebas termasuk pendukung dalam
pengembangan sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan merupakan unsur
terpenting dalam pengembangannya.
Demikian
pula Martoyo (1992) mengemukakan bahwa setiap organisasi apapun bentuknya
senantiasa akan berupaya dapat tercapainya tujuan organisasi yang bersangkutan
dengan efektif dan efisien. Efisiensi
maupun efektivitas organisasi sangat tergantung pada baik dan buruknya
pengembangan sumber daya manusia/anggota organisasi itu sendiri. Ini berarti
bahwa sumber daya manusia yang ada dalam organisasi tersebut secara
proporsional harus diberikan pendidikan dan latihan yang sebaik-baiknya, bahkan
harus sesempurna mungkin.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukan dapat
disimpulkan bahwa pengembangan sumber daya manusia meliputi : unsur kesehatan
dan gizi, kesempatan kerja, lingkungan hidup sehat, pengembangan karir ditempat
kerja, kehidupan politik yang bebas, serta pendidikan dan pelatihan. Berdasarkan
unsur-unsur tersebut, pendidikan dan pelatihan merupakan unsur terpenting dalam
pengembangan sumber daya manusia. Sesuai dengan kesimpulan ini, maka yang
dimaksud dengan pengembangan sumber daya manusia melalui upaya pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan.
Mengenai arti pentingnya pengembangan sumber daya
manusia Heidjrachman dan Husnan (1993) mengemukakan bahwa sesudah karyawan
diperoleh, sudah selayaknya kalau mereka dikembangkan. Pengembangan ini
dilakukan untuk meningkatkan keterampilan melalui latihan (training), yang
diperlukan untuk dapat menjalankan tugas dengan baik. Kegiatan ini makin
menjadi penting karena berkembangnya teknologi dan makin kompleksnya
tugas-tugas pimpinan.
Sedangkan manfaat dan tujuan dari kegiatan
pengembangan sumber daya manusia menurut Schuler (1992), yaitu :
a) Mengurangi dan menghilangkan kinerja yang buruk
Dalam hal ini kegiatan pengembangan akan meningkatkan kinerja pegawai saat ini,
yang dirasakan kurang dapat bekerja secara efektif dan ditujukan untuk dapat
mencapai efektivitas kerja sebagaimana yang diharapkan oleh organisasi.
b) Meningkatkan produktivitas
Dengan mengikuti kegiatan pengembangan berarti pegawai juga memperoleh tambahan
ketrampilan dan pengetahuan baru yang bermanfaat bagi pelaksanaan pekerjaan
mereka. Dengan semikian diharapkan juga secara tidak langsung akan meningkatkan
produktivitas kerjanya.
c) Meningkatkan fleksibilitas dari angkatan kerja
Dengan semakin banyaknya ketrampilan yang dimiliki pegawai, maka akan lebih
fleksibel dan mudah untuk menyesuaikan diri dengan kemungkinan adanya perubahan
yang terjadi dilingkungan organisasi. Misalnya bila organisasi memerlukan
pegawai dengan kualifikasi tertentu, maka organisasi tidak perlu lagi menambah
pegawai yang baru, oleh Karena pegawai yang dimiliki sudah cukup memenuhi
syarat untuk pekerjaan tersebut.
d) Meningkatkan komitmen karyawan
Dengan melalui kegiatan pengembangan, pegawai diharapkan akan memiliki persepsi
yang baik tentang organisasi yang secara tidak langsung akan meningkatkan
komitmen kerja pegawai serta dapat memotivasi mereka untuk menampilkan kinerja
yang baik.
e) Mengurangi turn over dan absensi
Bahwa dengan semakin besarnya komitmen pegawai terhadap organisasi akan
memberikan dampak terhadap adanya pengurangan tingkat turn over absensi. Dengan
demikian juga berarti meningkatkan produktivitas organisasi.
Jika disimak dari pendapat para ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan pengembangan pegawai, pada umumnya adalah sebagai
berikut :
a) Agar pegawai dapat melakukan pekerjaan lebih efisien.
b) Agar pengawasan lebih sedikit terhadap pegawai.
c) Agar pegawai lebih cepat berkembang.
d) Menstabilisasi pegawai.
Pimpinan
dapat melakukan tindakan yang dapat membuat bawahan merasa berharga yaitu
dengan:
• Dengan memonitor pekerjaan tiap bawahan secara teratur.
• Dengan berbagi minat dalam kehidupan dan apapun yang mereka yang dianggap
penting.
• Denganmembuat suasana persetujuan dan kerjasama.
• Dengan menyaksikan bawahannya akan sumbangan individual mereka pada sasaran
organisasi
• Dengan memastikan bahwa setiap orang mengerti fungsi dan mengapa kerja tiap
anggota tim sangat berarti. (Drs.H.Malayu dan S.K. Hasibuan)
2. Menyediakan kesempatan untuk pengembangan
• Dengan menyusun standar dan target untuk semua bawahan
• Dengan menyediakan pelatihan kerja di dalam dan diluar lapangan
• Dengan menyediakan kontak internal dan eksternal yang diperlukan
• Dengan menggunakan bawahan untuk melatih yang lain dalam keahlian khusus yang
mereka miliki
• Dengan membuat struktur dan pengelompokan tugas untuk mengunakan keahlian dan
bakat bawahan sepenuhnya (Personalia)
3. Menyakini prestasi
• Dengan memuji kesukseskan individu dan menceritakan kepada yang lain
• Dengan melapor secara teratur kemajuan tim
• Dengan menerapkan hasil dan prestasi kerja
• Dengan mengadakan pertemuan teratur untuk memonitor dan memberi nasihat atas
kemajuan individu kearah tugas
4. Menyediakan waktu bertanya
• Dengan menyusun dan menyampaikan sasaran
• Dengan menyediakan kesempatan untuk mengambil tanggung jawab yang lebih
besar.
• Mendorong ide-ide jika memungkinkan memberi bawahan tanggung jawab untuk
melaksanakannya.
Untuk meningkatkan sumber daya manusia pada
karyawanya maka pemimpin itu harus memotivasi. Motivasi adalah membuat orang
mengerjakan apa yang dikerjakan dengan rela dan baik
Adapun metode-metode yang harus dilakukan yaitu:
• Metode langsung :Motivasi yang berikan secara langsung kepada setiap individu
karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Contohnya: memberikan
pujian, bonus, penghargaan.
• Metode tidak langsung : Memotivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas
yang mendukung serta menunjang arah kerja /kelancaran tugas sehingga para
karyawan betah dan bersemangat dalam melakukan pekerjaan. Seperti : kursi yang
empuk, mesin-mesin yang baik, ruang kerja yang terang dan nyaman, suasana
lingkungan pekerjaan yang baik, penempatan kerja yang tepat.( .John R.
Sehermerhern, Jr)
Terdapat
beberapa syarat untuk membuat sebuah perencanaan SDM yang baik, yakni:
- Harus mengetahui secara jelas masalah yang
direncanakannya.
- Harus mengumpulkan dan menganalisis informasi
tentang SDM dalam organisasi tersebut secara lengkap.
- Mempunyai pengalaman
luas tentang analisis pekerjaan (job analysis), kondisi organisasi,
dan persediaan SDM.
- Harus mampu membaca situasi SDM saat ini dan masa
mendatang.
- Mampu memperkirakan peningkatan SDM dan teknologi
masa depan.
- Mengetahui secara luas peraturan dan kebijaksanaan
pemerintah, khususnya yang menyangkut tenaga kerja.
Untuk
sebuah perecanaan SDM yang baik, diperlukan tahapan-tahapan atau langkah dasar
yang harus ditempuh:
- Mampu menetapkan secara jelas kualitas dan kuantitas SDM.
- Mengumpulkan data dan informasi
yang lengkap mengenai SDM.
- Mengelompokkan data dan informasi tersebut, kemudian
menganalisisnya.
- Menetapkan beberapa alternatif
yang kira-kira sanggup ditempuh.
- Memilih alternatif terbaik dari berbagai alternatif
yang ada.
- Menginformasikan rencana
terpilih kepada para karyawan agar direalisasikan.
- Peran Pengawasan
SDM (Cendy Ifca)
Berbagai macam tantangan tersebut dapat saja berasal
dari lingkungan pengawasan itu ssendiri, yang mana kepentingan pengawasan
sumber daya manusia selalu tidak mendapatkan perhatian yang seimbang diantara
anggota pengawasan, organisasi social atai bisnis merupakan suatu rangkaian /
system yang terdiri dari unsur-unsur dari berbagai sumberdaya ekonomi baik
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi proses produksi dan distribusi
barang dan jasa yang dihasilkan. Artinya, terjadi hubungan interaksi antara
unsur-unsur sumberdaya ekonomi dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. oleh
sebab itu biasanya organisasi utamanya bisnis memilikibebrapa sifat yang
kompleks, yakni merupakan suatu kesatuan, terdiri dari beberapa jenis. Saling
bergantung, dinamis, dan meneriman pengaruh dari lingkungannya.
Mengelola sumberdaya manusia pada
abad 21 merupakan hal yang penting dalam agenda bisnis. CEO yang berhasil
adalah mereka yang mampu melihat sumberdaya manusia sebgai asset yang harus
dikelola sesuai dengan kebutuhan bisnis. Mengelola sumberdaya manusia
melibatkan setiap orang dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Oleh sebab
itu, mengelola sumberdaya manusia abad 21 meliputi :
a.
Kegiatan mengelola karyawan, kebijakan
dan praktek yang dapat digunakan perusahaan sekarang.
b.
Kegiatan mengelola perubahan-perubahan (
seperti teknologi, restrukturisasi bisnis, masalah hukum serata social, dan
sebagainya ) yang harus di telaah organisasi supaya dapat memposisikan dirinya
dalam menghadapi abad 21.
Peranan
sumberdaya manusia penitng sekali dalam kompetisi dan strategi bertahan, baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga perlu pengelolaan
sumberdaya manusia secara efektif untuk menghadapi kompetisi domestic maupun
global.
Berdasarkan rangkaian keterkaitan
unsure-unsur sumberdaya ekonomi tersebut, factor sumbrdaya manusia juga tidak
dapat melepaskab diri dari rangkaian organisasi bisnis. Apalagi dalam organisasi bisnis, misalnya
bagian keungan, produksi, pemasaram selalu dilaksanakan oleh sumberdaya
manusia. Artinya setiap kegiatan organisasi bisnis tidak akan pernah dari
sumberdaya manusia. Selanjutya juga dapat dikatakan bahwa melalui rangkaian
tersebut setiap unsure akan saling bekerja sama dan mendukung pencapaian tujuan
utama melalui tujuan khusus masing-masing unsure. Secara sederhana dapat
ditunjukkan pearanan manajemen sumberdaya manusia dalam hubungannya dengan
fungsi operasional organisasi bisnis adalah sebagai berikut:
Gambar 1 : model manajemen sumberdaya manusia &
subsistemnya (werther & davis, 1996)
pengawasan
sumberdaya manusia didefinisikan oleh milkovick dan broudrau (1997), sekumpulan
keputusan yang terintegrasi dalam bidang hubungan kerja (employment
relationship) yang berpengaru terhadap efektivitas dari karyawan dan
organisasi. Sejalan dengan definisi pengawasan sumber daya manusia di atas maka
di dalam prakteknya bidang kegiatan yang bisa dilakukan pengawasan sumber daya
manusia antara lain :
1.
Perencanaan organisasi meliputi
cara-cara kerja dalam bentuk prosedur operasi standard, jalur-jalur perintah
formal, peraturan dan regulasi, deskripsi tugas pekerjaan yang lebih rinci,
proses-proses pengambilan keputusan, bagaimana luasnya pertanggung jawaban yang
didelegasikan, bagaimaan jalannya perab dan tanggung jawab yang diberikan.
2.
Staffing, meliputi prosedur merekrut dan
mensosialisasikan karyawan baru kedalam organisasi, menetapkan criteria untuk menarik pekerja
baru, merancang jalur dan tangga karir di dalam organisasi, proses-proses untuk
perencanaa, serta membuat jenis program untuk memberhentikan pegawai pasa saat
diperlukan.
3.
Pengembangan karyawan dan organisasi
meliputi hasil yang diinginkan dalam pegembangannya, karyawab dan organisasi
sebagai macam peserta dalam program pengembangan, bentuk isi dan program dan
bagaimana program-program itu diintegrasikan dengan arah strategis perusahaan,
pelaksanaan program pelatihan, evaluasi program untuk menilai perubahan
perilaku/kinerja karyawab atau organisasi, pilihan untuk pengembangan yang di
gunakan untuk menciptakan kompetensi organisasi.
4.
Manajemen kinerja, meliputi macam
standar yang ditetapkan untuk karyawan, jenis pertemuan-pertemuan untuk
membahas umpan balik kinerja yang disediakan, proses-proses yang digunakan
untuk menjamin adanya umpan balik yang berkelanjutan, sumber-sumber data untuk
pengukuran criteria kemajuan.
5.
System-sistem imbalan, benefit dan
ketentuan, meliputi jenis-jenis insentif, struktur imbalan non financial,
system imbalan yang digunakan serta imbalan yang didasarkan atas kinerja
individual vs kinerja kelompok atau perusahaan.
6.
Komunikasi dan public-relation, meliputi
jenis informasi yang disediakan dan cara penyajian kepada karyawan, jalur-jalur
komunikasi, penyebaran informasi didalam dan luar organisasi, survey opini,
rancangan-rancangan program komunikasi.
Sementara
itu, istilah pengawasan sumberdaya manusia digunakan untuk menggambarkan
sederetan panjang prosedur dan teknik yang digunakan oleh manajemen perusahaan
untuk memproses menganalisi kebutuhan organisasi akan sumber daya manusia
dibawah kondisi perubahan dan mencakup kebijakan pengembangan personil sesuai
dengan efektifitas jangka panjang dari organisasi itu. Apabila pendapat
mengenai manajemen sumber daya manusia seperti yang dikemukakan oleh para ahli
diatas dikaitka dengan kebutuhan perubahan organisasi maka proses manajemen
sumberdaya manusia itu sendiri akan menghadapi tantangan dalam bentuk perilaku
defensive dari anggota organisasi yang memahami perubahan tersebut.
Pada dasarnya kebutuhan perubahan dalam
organisasi merupakan refleksi dari pada tantangan yang dihadapi oleh organisasi
tersebut. Menurut M.Kusman (1998) ada empat tantangan yang harus dihadapi oleh
manajemen sumberdaya manusia yaitu :
Empat
tantangan diatas yang dihadapi oleh manajemen sumberdaya manusia adalah sebagai
berikut :
-
Global challenge
a.perluasan usaha ke pasar global.
b.mempersiapkan tenaga kerja
keluar negeri.
-Quality
challenge
a.memenuhi pelayanan dan kebutuhan produk dari
konsumen
-Social
challenge
a.meningkatnya kemampuan karyawan.
b.mengatur variasi budaya tenaga
kerja.
-Technologi-struktur
challenge
a.redisan organisasi
b.mengubah peran kerja pegawai.
Selanjutnya
dalam proses manajemen sumber daya manusia dapat digunakan model diagnostic
dari molkovic dan boureau (1997) yang terdiri dari 4 langkah utama yang
dilakukan secara berkesinambungan, yaitu :
1.asessing
the situation (penilaian kondisi)
2.planning
and setting objective (penetapan tujuan)
3.chousing
among alternative (pemilihan aktivitas )
4.evaluation
results (melakukan evaluasi)
Adapan 4 langkah utama diagnostic
tersebut diatas dapat di uraikan sebagai berikut :
1)Penilaian
kondisi
Kondisi
yang perlu di perhatikan dalam manajemen seumber daya manusia menurut model
diagnostic ini adalah kondisi eksternal, kondisi organisasi, dan karyawan,
sebagai berikut :
a.
Kondisi Eksternal
Menurut Milkovick dan
Boudreau (1997), menjelaskan bahwa kondisi eksternal yang berpengaruh dan
membatasi kebijakan-kebijakan suatu perusahaan antara lain : kondisi
perekonomian, teknologi, perubahan peraturan-peraturan pemerintah dan
lain-lain. Kondisi perekonomian yang selalu mengalami perubahan harus dijadikam
satu indicator untuk dipertimbangkan oleh perusahaan dalam melakukan analisis untuk
menentukan keputusan-keputusan yang akan diambil. Perubahan teknologi yang
dipakai didalam proses produksi merupakan salah satu factor external yang perlu
diperhatikan, sebab hal itu akan dapat mengubah pola kerja sehingga diperlikan
penyesuaian untuk mengadaptasi perubahan teknologi tersebut.
Peraturan pemerintah
yang berkaitan dengan bidang peraturan penggajian pegawai negeri sipil
merupakan factor yang menyangkut kesejahteraan pegawai, juga harus perlu
diperhatikan. Sebagai contoh, misalnya : keberadaan korp pegawai republic
Indonesia (korpri) berpengaruh untuk manajemen organisasi pemerintah di dalam
mengambil keputusan dalam rangka menciptakan hubungan yang sehat dan harmonis
antara pegawai dan manajemen, sehingga tujuan manajemen pemerintahan yang
merupakan tujuan bersama ( pemerintah dan masyarakat) dapat tercapai efektif
dan efesien.
b.Kondisi Organisasi (kondisi
internal)
Didalam
kondisi internal perlu diperhatikan factor-faktor strategi dan tujuan
organisasi pemerintahan, kondisi keungan, teknologi yang digunakan, budaya
organisasi yang ada dan struktur organisasi yang dibutuhkan. Strategi dari
organisasi pemerintahan ini akan menjadi pedoman dalam pengalokasian sumber
daya manusia yang ada dan alokasi tersebut harus sejalan dengan tujuan organisasi
pemerintahan yang baru teknologi yang digunakan organisasi pemerintahan dalam
suatu proses produksi dapat berpengaruh terhadap jenis pekerjaan dan
karakteristik pegawai yang dibutuhkan untuk pekerja yang dimaksud. Budaya
organisasi pemerintahan merupakan salah satu factor yang berkaitan dengan
kepuasan kerja pegawai yang akhirnya berdampak pada motivasi dan prestasi kerja
pegawai.
c.Kondisi Pegawai
Milkovick dan Boudreau (1997) mengemukakan
bahwa para pegawai berbeda dalam pengalamannya, kemampuannya, kebutuhannya,
attitudes, dan motivasi dari masing-masing pegawai tersebut. Informasi atas
bagaimana perbedaan individu dari para pegawai tersebut adalah relavan untuk
menentukan keputusan-keputusan tentang penempatan, pengembangan karier, dan penilain kinerja dari masing-masing
pegawai. Informasi yang diperoleh selanjutnya dapat dijadikan masukan dalam
penetapan tujuan manajemen sumber daya manusia di organisasi pemerintahan
tersebut.
2) Penetapan Tujuan
Milkovick dan Boudreau (1997) , mengemukakan bahwa tujuan
dari manajemen sumber daya manusia saat ini difokuskasn pada panambahan nilai
melalui peningkatan kinerja keuangan, kepuasan pelanggan (masyarakat) dan
kepuasan pegawai. Aktivitas perencanaan sumbaer daya manusia adalah difokuskan
kepada penetapan tujuan seperti diatas, dan perlu memperhatikan dua hal yaitu
efesiensi dan keadilan.
Efesiensi adalah memaksimalkan output dari input yang
sekarang atau saat ini dimiliki organisasi dan efektivitas suatu organisasi
ditentukan oleh pangsa pasar yang dimiliki, mutu jasa yang diberikan dengan
prosedur yang digunakan dalam pengambilan keputusan serta keputusan itu sendiri
antara lain : kebijakan pengupahan (gaji/bonus dll), jam kerja, promosi, cuti
dan lainnya yang harus ditetapkan dengan tidak menimbulkan kerugian baik salah
satu pihak. Sifat keadilan yang sangat relative membuat manajemen harus
melakukan evaluasi terhadap aturan-aturan yang selama ini dijalankan, bila hal
ini dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya maka suasan kerja yang harmonis akan
tercipta.
3)Pemilihan Aktivitas
Pendekatan diagnostic oleh Milkovick dan Boudreau
(1997:16) menyebutkan bahwa ada 4 kategori dalam manajemen sumber daya manusia,
yaiut : staffing, pengembangan, kompensasi dan pegawai/serikat pekerja.
Masing-masing dari keempat kategori itu berbeda penanganannya dalam sejumlah
organisasi, bergantung pada kondisi eksternal dan internal yang baik manurut
mereka untuk organisasinya.
4)Melakukan Evaluasi
Kegiatan evaluasi dari langkah keempat model diagnostic
Molkovick dan Boudreau (1997), aktivitas evaluasi ini membantu memudahkan
organisasi untuk mencapai tujuan sumber daya manusia evaluasi yang dilakukan
bagaimana mengusahakan efisiensi organisasi dari kegiatan sumber daya manusia
yang sudah dilakukan staffing, training dan lain-lain.
Dari oenjelasan mengenai proses pengawasan sumber daya
manusia seperti yang di kemukkan tersebut, maka terlihat bahwa peran pengawasan
sumber daya manusia itu adalah sangat penting dalam sebuah organisasi yang
dinamis dengan memperhatikan lingkungan, namun dalam proses pengawasan sumber
daya manusia untuk kebutuhan perubahan sebuah organisasi, juga akan dipengaruhi
dimksud, mengingat factor perilaku dan budaya ini sangat melekat dalam posisi
kehidupan manusia sebagai individu maupun sebagai anggota organisasi.
- Tujuan
Dan Manfaat SDM (Ara Pandra)
Tujuan manajemen sumber daya manusia
tidak hanya mencerminkan kehendak manajemen senior, tetapi juga harus
menyeimbangkan tantangan organisasi, fungsi sumber daya manusia dan orang-orang
terpengaruh. Kegagalan melakukan tugas itu dapat merusak kinerja,
produktifitas, laba, bahkan kelangsungan hidup organisasi atau perusahaan.
4 (Empat) tujuan manajemen SDM adalah sebagai berikut:
a.
Tujuan Sosial
Tujuan sosial manajemen sumber daya
manusia adalah agar organisasi atau perusahaan bertanggungjawab secara sosial
dan etis terhadap keutuhan dan tantangan masyarakat dengan meminimalkan dampak
negatifnya.
b.
Tujuan Organisasional
Tujuan organisasional adalah sasaran
formal yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuannya.
c.
Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional adalah tujuan
untuk mempertahankan kontribusi departemen sumber daya manusia pada tingkat
yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
d.
Tujuan Individual
Tujuan individual adalah tujuan
pribadi dari tiap anggota organisasi atau perusahaan yang hendak mencapai
melalui aktivitasnya dalam organisasi.
1. Tujuan
Perusahaan
Sumber
daya manusia merupakan salah satu faktor yang menentukan efektifitas dan
produktifitas organisasional. Intervering Variabel menggambarkan kondisi
internal perusahaan yang terlihat dari komitmen terhadap tujuan perusahaan,
motivasi, moral dan keahlian dalam kepemimpinan, komunikasi, penyelesaian
konflik, pengendalian keputusan, dan pemecahan masalah.
Departemen
sumber daya manusia meningkatkan efektifitas organisasional dengan cara:
a)
Menyediakan tenaga kerja yang terlatih dan bermotivasi tinggi.
b)
Mendayagunakan tenaga kerja secara efisien dan efektif.
c)
Mengembangkan kualitas kerja dengan membuka kesempatan bagi terwujudnya
aktualisasi diri karyawan.
d)
Menyediakan kesempatan kerja yang sama bagi setiap orang, lingkungan kerja yang
sehat dan aman, dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak karyawan.
e)
Mensosialisasikan kebijakan SDM kepada semua karyawan.
Keberhasilan
semua jenis organisasi pada dasarnya bergantung pada keahlian dan kemampuan
komunitas para karyawan yang membentuknya. Kunci kelangsungan hidup organisasi
terletak pada efektifitas organisasi dalam membina dan memanfaatkan keahlian
keryawan dengan berusaha meminimalkan kelemahan mereka. Efektifitas
organisasional bergantung pada efektifitas SDM-nya.
Tujuan
dari suatu perusahaan terkait dengan adanya SDM diantaranya yaitu:
1. Produktifitas
Dengan SDM yang berkualitas maka akan membuat suatu
perusahaan produktifitas yang baik.
2. Laba (Profit)
Laba merupakan ukuran aktifitas yang paling umum dan luas.
Seiringnya laba yang dijadikan tujuan utama suatu perusahaan bisnis menyebabkan
banyaknya ukuran yang dikembangkan untuk menghitung perbandingan antara input
dan output. Bahkan sistem akuntansi keuangan terus menerus menyajikan laba
sebagai produknya untuk konsumsi, baik pemakai intern maupun ekstern laporan
keuangan. Sebagai akibatnya, kita akan banyak mengenal ukuran prestasi kerja
yang mempergunakan laba sebagai basis pengukuran, yakni diantaranya income
before tax dank ex income.
2. Visi/
Misi/ Strategi Perusahaan
Manajemen
harus memberikan arah pada lembaga yang dikelolanya. Ia harus memberikan visi/
misi/ strategi lembaga/ perusahaan itu, menetapkan sasaran-sasaran, dan mengorganisasikan
sumber-sumber daya yang ada untuk tujuan-tujuan yang telah digariskan oleh
lembaga tersebut.
Selain
sebagai seni, manajemen juga sebagai proses untuk mencapai tujuan organisasi.
Sebagai proses untuk mencapainya diperlukan perencanaan yang matang,
pelaksanaan yang konsisten, dan pengendalian yang continue agar tujuan yang
diinginkan dapat dicapai dengan efisien dan efektif.
Efisien
adalah suatu keadaan khusus penyelesaian suatu pekerjaan dilaksanakan secara
tepat dan akurat tanpa membuang waktu, tenaga, dan biaya. Seorang manajer yang
efisien adalah manajer yang dapat mencapai hasil kerja yang maksimal dengan
menggunakan sumber daya yang terbatas menurut cara-cara yang benar. Sedangkan
efektif adalah suatu keadaan dalam memilih cara dan peralatan yang digunakan
dengan tepat sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang
memuaskan. Jelaslah bahwa manajemen adalah suatu kerja sama dari orang-orang
atau kelompok orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati bersama
dengan cara-cara yang sistematis, efisien, dan efektif.
Asset yang
paling penting yang harus dimiliki oleh organisasi atau perusahaan dan harus
diperhatikan dalam manajemen terkait dengan visi/ misi/ strategi perusahaan
adalah tenaga kerja atau manusia (SDM) terminology SDM (human resources)
menunjuk kepada orang-orang yang bekerja di dalam organisasi. Tatkala pada
manajer terlibat dalam aktivitas SDM sebagai bagian dari pekerjaannya, mereka
berupaya memotifasi kontribusi yang didasarkan oleh orang-orang untuk mencapai
rencana dan strategi organisasi.
Signifikasi
SDM bermuara pada kenyataan bahwa manusia merupakan elemen yang senantiasa ada
di dalam organisasi. Mereka inilah yang bekerja membuat tujuan, mengadakan
inovasi dan mencapai tujuan organisasi.
Organisasi
atau perusahaan bisnis dikelola oleh orang-orang secara kolektif. Tanpa ada
orang-orang yang memiliki komitmen maka organisasi atau perusahaan tidak akan
dapat berjalan. Permasalahan yang berkaitan dengan orang-orang atau karyawan
kerap kali berakar dari manajemen yang mengasumsikan bahwa semua yang ada pada
hakikatnya sama dan mereka semua dapat diperlakukan sama. Padahal tidak ada dua
orang yang betul-betul identik, dan setiap orang berbeda secara fisik,
emosional, maupun psikologis. Intinya adalah bahwa pluralitas dikalangan
karyawan menuntut perhatian manager agar setiap pribadi dapat mengerti,
menggali, dan mengembangkan potensi yang dimilikinya, sehingga mereka dapat
bekerja secara optimal dan produktif dalam organisasi atau perusahaan bisnis.
Terkait
dengan strategi suatu perusahaan, bahwasanya suatu perusahaan akan berkembang
dan maju manakala memiliki suatu strategi yang bagus. Dimana strategi merupakan
suatu ide, gagasan atau taufik setelah kita melakukan suatu perencanaan yaitu
suatu proses untuk menentukan rencana atau program kegiatan. Suatu perencanaan
selalu berkaitan dengan tujuan. Perencanaan membantu kita untuk mengetahui apa
yang harus kita lakukan. Perencanaan tidak boleh dibuat secara tergesa-gesa,
namun memerlukan waktu yang cukup, disini fungsi manajer yang berhubungan
dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur,
program-program, dan alternative-alternatif yang ada berhubungan dengan hal
diatas, suatu strategi juga layak dijalankan guna membarengi suatu rencana itu
ditetapkan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan perusahaan sesuai dengan
yang diharapkan. Strategi perusahaan yang harus diutamakan diantaranya yaitu
analisis jabatan atau pekerjaan.
Nilai
pekerjaan, baik bagi individu maupun bagi organisasi adalah sebagai berikut:
1. Bagi Individu
·
Mempengaruhi dan menentukan standar kehidupan, serta menggambarkan status
sosial ekonomi.
· Semakin
besar penghasilan seseorang semakin terbuka memenuhi kebutuhan secara
berkualitas dan memuaskan.
2. Bagi Organisasi
· Wahana
perwujudan eksistensi dan pencapaian tujuannya.
·
Pekerjaan yang dilaksanakan secara produktif dan berkualitas yang mampu
menghasilkan produk dan pelayanan yang berkualitas.
Analisis
jabatan atau pekerjaan pada dasarnya bermaksud menjawab pernyataan sebagai
berikut:
- Apa
yang harus dikerjakan?
- Bagaimana
mengerjakan?
- Mengapa
harus dikerjakan?
Alasan
pentingnya analisis jabatan atau pekerjaan sebagai berikut:
- Untuk
mengidentifikasi fungsi-fungsi sosial yaitu pekerjaan melalui sistem yang
sistematik
- Menemukan
dimensi dalam fungsi sosial suatu pekerjaan yang dapat dikembangkan dan
diperluas yang akhirnya dapat digunakan dalam menetapkan persyaratan
pekerja yang mampu.
- Dapat
digunakan oleh para pekerja untuk mengidentifikasi kemampuan dalam bekerja
terutama memenuhi tuntutan fungsi sosial pekerjaan.
3.
Mekanisme Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Kesadaran
manusia akan pentingnya SDM bukan hal baru, manusia hidupnya selalu memikirkan
cara memperoleh bahan pangan, sandang, dan papan. Peradaban manusia berpangkal
pada usaha memperoleh dan memanfaatkan SDA yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan dan mempertahankan hidupnya.
Siapapun
yang mengelola organisasi akan mengolah berbagai sumber daya untuk meraih
tujuan organisasi tersebut. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat
dikatagorikan atas enam tipe sumber daya (6M), yaitu sebagai berikut:
- Man (Manusia)
- Money
(Uang)
- Material
(Fisik)
- Maching
(Tekonologi)
- Method
(Metode)
- Market
(Pasar)
Adapun
mekanisme pengelolaan atau dalam hal upaya pencapaian tujuan tertentu:
a.
Perencanaan SDM
Perencanaan SDM berfokus pada cara
organisasi atau perusahaan bergerak dan kondisi SDM yang ada saat ini menuju
kondisi SDM yang dikehendaki.
b.
Rekrutmen
Perusahaan akan mencari tenaga baru
apabila terjadi kekurangan karyawan atau tenaga kerja yang diperlukan oleh
perusahaan.
c. Seleksi
Dalam menyeleksi karyawan baru,
depertemen SDM biasanya menyaring pelamar melalui wawancara, tes, dan
menyelidiki latar belakang pelamar. Selanjutnya, merekomendasikan pelamar yang
memenuhi persyaratan pada manajer untuk diambil keputusan pengangkatan
terakhir.
d.
Pelatihan dan Pengembangan
Perkembangan organisasi atau
perusahaan terkait erat dengan kualitas SDM-nya apabila SDM berkualitas rendah,
strategi organisasi atau perusahaan kemungkinan besar akan terjadi.
e.
Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian prestasi kerja merupakan
salah satu faktor kunci dalam mengembangkan suatu organisasi atau perusahaan
secara efektif-efisien.
f.
Kompensasi
Dalam suatu organisasi perusahaan,
terutama perusahaan yang profit-making, maka pengaturan kompensasi merupakan
faktor penting untuk dapat memelihara dan mempertahankan prestasi kerja para
karyawan.
g.
Pemeliharaan Keselamatan Tenaga Kerja
Sikap organisasi suatu perusahaan
bisnis tentu saja tidak semata-mata ingin memenuhi atau mencapai tujuan dengan
mengorbankan kepentingan karyawan sebab manusia sebenarnya merupakan penentu
akhir dari keberhasilan suatu organisasi.
- Pengawasan
Pekerjaan Dan Pengembangan Pegawai(Mahedza lilis)
Dimana
memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu
Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya
akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu
sendiri maupun bagi para pekerjanya. Di dalam suatu organisasi terdapat
tipe-tipe pengawasan yang digunakan, seperti pengawasan Pendahuluan
(preliminary control), Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent
control), Pengawasan Feed Back (feed back control).Di dalam proses pengawasan
juga diperlukan Tahap-tahap pengawasan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu Tahap
Penetapan Standar, Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap
Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar
dan Analisa Penyimpangan dan Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi.
Suatu
Organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna untuk
merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan
sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk menjalankan proses
pengawasan tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan jika terjadi
kesalahan dalam suatu proses dapat langsung diperbaiki. Selain itu, pada
alat-alat bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan
yang sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan juga meliputi bidang-bidang pengawasan
yang menunjang keberhasilan dari suatu tujuan organisasi diantaranya.
PENTINGNYA PENGAWASAN
Suatu
prganisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu,
banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil
kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin
penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya
akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu
sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Ada
beberapa alasan mengapa pengawasan itu penting, diantaranya :
• Perubahan lingkungan organisasi
Berbagai
perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat dihindari,
seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan baku
baru dsb. Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang
berpengaruh pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan
atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.
•
Peningkatan kompleksitas organisasi
Semakin
besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati.
Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas
tetap terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih
efisien dan efektif.
•
Meminimalisasikan tingginya
kesalahan-kesalahan
Bila
para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan
fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat
kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut
sebelum menjadi kritis.
•
Kebutuhan manager untuk mendelegasikan
wewenang
Bila
manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan itu
sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menen-tukan apakah
bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem
penga-wasan.
• Komunikasi
• Menilai informasi dan mengambil
tindakan koreksi
Langkah
terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan apakah tindakan
koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.
PEBGEMBANGAN KARYAWAN / PEGAWAI
Suatu
organisasi akan dapat tetap bertahan dan berkembang menyesuaikan lingkungan
manakala di dukung oleh ketangguhan manusianya. Untuk mewujudkan ketangguhan
manusia dalam organisasi, analisis pekerjaan dan sering di sebut analisis
jabatan merupakan syarat mutlak yang harus di laksanakan. Melalui analisis
pekerjaan akan dapat di perkirakan pekerjaan atau jabatan. Analisis selanjutnya
dari perkiraan tersebut akan di peroleh suatu petunjuk atau pedoman yang
mencakup :
1. Sebagai
petunjuk atau pedoman untuk membutuhkan tenaga kerja, kriteria, jabatan, dan
penugasan dalam jabatan selaku tenaga kerja organisasi.
2. Sebagai
petunjuk untuk menetapkan tingkatan jabatan dalam organisasi.
3. Sebagai
pedoman untuk menetapkan tingkat prestasi kerja pegawai.
4. Petunjuk
untuk program diklat.
5. Sebagai
pedoman untuk menetapkan rencana tenaga kerja.
6. Sebagai
pedoman untuk alih jabatan pekerjaan.
7. Sebagai
pedoman untuk memberikan penghargaan.
Analisis
pekerjaan merupakan suatu penelaahan secara mendalam dan sistematis terhadap
suatu pekerjaan, untuk memperoleh manfaat dari hasil penelaahan. Analisi
pekerjaan, paling sedikit harus dapat memberikan keterangan tentang tugas,
tanggung jawab, sifat pekerjaan, serta syarat jabatan untuk dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik.
Manfaat
analisis pekerjaan mencakup: dapat menggolongkan pekerjaan, untuk menentukan
latihan apa yang di perlukan, untuk menetapkan upah/gaji, menetapkan hubungan
kerja sehingga mempermudah dalam menggariskan kebijaksanaan kenaikan pangkat,
pemindahan dan pemberian tugas, mendapatkan fakta-fakta pekerjaan yang berisiko,
penilaiaan pekerjaan, penetapan alat-alat
yang di perlukan, merencanakan penerimaan pegawai.
Langkah-langkah
analisis pekerjaan yang perlu di ketahui untuk mendapatkan informasi tentang
jabatan mencakup:
1. Tentukan
perencana pekerjaan
2. Tentukan
perencanaan organisasi.
3. Tentukan
struktur organisasi.
4. Mengadakan
inventarisasi jabatan dalam struktur organisasi.
5. Tentukan
nama jabatan sehingga seragam dalam suatu sistem (contoh: Direktorat, Kepala
Direktorat (direktor), Kepala Sub direktorat , Kepala Seksi pada Sub
Direktorat)
6. Menetapkan
keadaan yang sebenarnya tentang jabatan yang diharapkan.
7. Memperoleh
informasi melalui angket jabatan, kuesioner, observasi langsung , mempelajari
dari dokumen yang di perlukan.
8. Setiap
langkah 1 sampai 7 di catat secara kronologis dan sistematis baik dari
pengamatan langsung melalui obserasi maupun dari hasil dokumentasi.
Promosi
pekerjaan atau jabatan merupakan pekerjaan yang positip dari seorang pekerja
atau egawai karena tugasnya dinilai baik oleh pejabat yang berwenang. Oloh
karena itu, pemberian tanggung jawab dan kewenagan yang lebih tinggi patut
diberikan kepada mereka yang berprestasi. Penilayan seorang pegawai dilakukan
oleh pejabat yang membawahinya dan unit kerja dan biro yang mempunyai tugas
untuk mengolah seluruh kegiatan administrasi kepegawaian.
Promosi
bisa berupa kenaikan pangkat,kenaikan jabatan, perpindahan kenaikan kerja yang
lebih baik walaupun setingkat karena kompleksitas kerja, dan pemberian
penghargaan lainya. Akibat adanya adanya promosi berpengaruh pada faktor:
1. Status
kepangkatan,
2. Pendidikan
dan latihan,
3. Fasilitas
kerja: ruang kerja, status tingkatan pimpinan ( eselon),
4. Tuntutan
prestasi kerja,
5. Penguasaan
permasalahan karena kewenagan yang lebih luas,
6. Penghargaan
kesejahteraan,
7. Kemampuan
mentalitas.
Faktor
faktor tersebut sangat determinan terhadap pekerjaan yang di pegangnya.
Sedangkan hal lain adalah penilaian terhadap pegawai promosi juga
diperhitungkan melalui contoh penilaian pelaksanaan pekerjan yang mencakup
unsur-unsur (PP 10 tahun 1979) tentang penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai
Negeri Sipil:
a. Kesetiaan,
b. Prestasi
kerja,
c. Tanggung
jawab,
d. Ketaatan,
e. Kejujuran,
f. Kerja
sama,
g. Prakarsa,
h. Kepemimpinan
Promosi
tidak selalu di lakukan dalam lingkungan organisasi, melainkan juga dapat
dilakukan lain organisasi, yaitu mempekerjakan pegawai pada organisasi, yaitu
mempekerjakan pegawai pada organisasi lain, ini diperlukan kerja sama antara
organisasi pemakai dengan pimpinan organisasi di luar asal pegawai.
Setiap
pimpinan organisasi yang berwenang diperlukan kebijaksanaan transfer yang sehat
seperti hanya promosi didalam organisasinya, sehingga organisasi pengguna
tenaga kerja merasa tertolong dan sangat bermanfaat terhadap pegawai yang
ditransfer. Tujuan transfer antaralain merupakan alat atau cara untuk mengembangkan
kepegawaian untuk mencapai harapan dan cita-cita atau obsesi pegawai.
PENGEMBANGAN KARYAWAN
Dimensi
pengembangan karyawan atau pegawai adalah merupakan pengembangan diri (self
development) salah satu dimensinya melalui pendidikan dan pelatihan, sehingga
pengembangan sangat ditentukan oleh dirinya secara individu, hasilnya bisa
profesional atau sekadar terlatih.
Secara
psikologis melekat setiap manusia mempunyai cara-cara spesifik juga mempunyai
daya nalar tingkat kecepatan yang berbeda. Contoh : mungkin seorang akan lebih
baik cara berlatih dan belajarnya manakala dengan membaca dibanding dengan
mengedarkan ceramah, demikian juga yang lain, mengalami perbedaan-perbedan yang
dilatarbelakangi pengalaman,pendidikan, dan kehidupan sosial.
Di
Negara Repeblik Indonesia, telah di atur pengembangan sistem pendidikan dan
pelatihan jabatan pegawai negeri sipil melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14
tahun 1994, dan jabatan fungsional pegawai negeri sipil diatur Peraturan
Pemerintah Nomor 16 tahun 1994.
Tujuan
yang tersirat dalam PP 14 tahun 1994 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil ialah untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang
sebesar-besarnya untuk meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, kemampuan,
keterampilan, disiplin, produktivitas, efisien kerja pegawai.
Jenis
pendidikan dan pelatihan dibedakan antara pendidikan dan pelatihan (diklat)
yang merupakan persyaratan untuk diangkat sebagai pegawai negeri sipil disebut
diklat prajabatan, sedangkan diklat jabatan adalah :
1. Diklat
struktural;
2. Diklat
fungsional;
3. Diklat
teknis.
Diklat
struktural dipersyaratkan bagi pegawai negeri negeri yang di angkat dalam
jabatan struktural, yang terdiri dari :
1. SPAMA,
adalah Diklat Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama, merupakan
pendidikan dan pelatihan yang dipersyaratkan bagi pegewai negeri sipil yang
menduduki eleson III ;
2. SPAMEN,
adalah Diklat Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Menengah, merupakan diklat
yang dipersyaratkan bagi pegawai negeri sipil yang terpilih dan memiliki kemampuan
untuk diangkat dalam jabatan eleson III;
3. SPATI,
adalah Diklat Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Tinggi, merupakan Diklat
yang dipersyaratkan bagi pegawai negeri sipil yang terpilih dan memiliki
kemampuan untuk diangkat dalam jabatan eleson I.
Persyaratan
lain yaitu berjenjangnya diklat yang harus ditempuh oleh seorang PNS, misalnya
untuk mengikuti Diklat SPAMEN mereka sudah mengikiti SPAMA, dan sebelum diklat
struktural yang dipersyaratkan bagi pegawai negeri sipil diberikan Diklat
Administrasi UMUM (Diklat ADUM ) Di
lingkungan departemen dalam negeri sebelum SPAMA dan setelah ADUM ada Diklat
Administrasi Umum Tingkat Lanjut (ADUMLA) ini dimaksudkan untuk menambah
kemampuan kepemimpinan tingkat dasar dalam pelaksanaan tugas.
PERENCANAAN TENAGA KERJA SECARA
PROFESIONAL
Perencanaan
dalam mengembangkan tenaga kerja secara profesional harus dilandasipada
pengembangan pribadi secara manusia merupakan proses yang individual. Hal
tersebut terjadi karena semua individu belajar dalam cara-cara yang spesifik dan
pada tingkat kecepatan yang berbeda, yang satunya lagi dengan menghadiri
ceramah dan yang lain lagi melalui bentuk-bentuk keterlibatan dalam interaksi
belajar mengajar.
Langkah
–langkah yang harus diprhatikan dalam menyusun rencana kerja secara profesional
:
1. Lakukan
analisis terhadap tenaga kerja yang ada, dan kebutuhan masa yang akan datang.
2. Pertimbangkan
tenaga kinerja yang ada.
3. Mengetahui
titian karier pengembagan yang mencakup persyaratan-perayaratan kerja yang
diperlukan untuk hasil kerja yang akan datang.
4. Buat
skala prioritas tenaga kerja yang dibutuhkan.
5. Buat
tantangan dan hambatan, serta peluang tenaga kerja di masa yang akan datang.
6. Adakan
kompulsi tenaga kerja.
7. Lakukan
desain program tenaga kerja.
8. Perhitungkan
kondisi lingkungan dan perkembangan imformasi tentang perkembangan dan kemajuan
ilmu teknologi.
9. Adakan
uji coba melalui kriteria yang rasional, bisa dipercaya dapat di capai dapat di
ukur, terikat waktu dan pengendalian, serta evaluasi rencana kerja
Sedangkan
untuk kegiatan perencanaan sumber daya manusia dari tenaga kerja yang
profesional ada enam kegiatan yaitu:
1. Memperkirakan
kebutuhan sumber daya manusia yang akan datang dengan didasarkan pada rencana
strategis organisasi dan perkiraan tingkat kegiatan masa yang akan datang.
Perkiraan kebutuhan tersebut dikemukakan dalam bentuk banyaknya
pegawai/karyawan dalam organisasi, keahlian dan keterampilan yang di butuhkan,
dan instansi pemakai.
2. Perkirakan
penempatan pegawai/karyawan, dalam organisasi yang didasarkan pada analisis
jabatan/pekerjaan.
3. Menetapkan
diperlukannya suber daya manusia, yang didasarkan pada hasil jabatan.
4. Pelaksanaan
rencana untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia.
5. Operasional
kebutuhan dan pengendalian pelaksanaan yang didasarkan pada rencana kebutuhan.
6. Evaluasi
hasil pemenuhan kebutuhan.
Langkah-langkah
yang dilakukan sebagaimana diuraikan diatas dalam merencanakan tenaga kerja,
merupakan suatu upaya yang dilakukan agar terarah sesuai dengan
sasaran.Perencanaan tenaga kerja merupakan suatu tahap yang sangat menentukan keberhasilan
suatu organisasi, karna dengan tahap perencanaan, kita berpikir pada masa atau
orientasi masa depan tentang penyusunan program
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
v Strategi
Perencanaan SDM Yang Efektif (Kartini)
Perencanaan sumber daya
manusia (Human Resource Planning) merupakan salah satu fungsi dalam Manajemen
Sumberdaya manusia yang mengorientasi pada bagaimana menyusun langkah-langkah
strategi menyiapkan sumberdaya manusia (pegawai/karyawan) dalam suatu
organisasi secara tepat dalam jumlah dan kualitas yang diperlukan .Perencanaan
SDM sebagai; proses manajemen dalam menentukan pergerakan sumber daya manusia
organisasi dari posisinya saat ini menuju posisi yang diinginkan di masa depan
dengan menggunakan data sebagai pedoman perencanaan di masa depan Perencanaan
sumber daya manusia awal difokuskan pada perencanaan kebutuhan sumber daya
manusia di masa depan serta cara pencapaian tujuannya dan implementasi
program-program, yang kemudian berkembang, termasuk dalam hal pengumpulan data
untuk mengevaluasi keefektifan program yang sedang berjalan dan memberikan
informasi kepada perencana bagi pemenuhan kebutuhan untuk revisi peramalan dan
program daat diperlukan.
v Fungsi
Pengawasan (Desi Agestina)
fungsi-fungsi manajeman sumber daya manusia yang selama ini
hanya dianggap sebagai kegiatan administrasi, yang berkaitan dengan perekrutan
pegawai staffing, coordinating yang dilakukan oleh bagian personalia saja.Saat
ini manajeman SDM berubah dan sumber daya manusia yang selama ini
hanya dianggap sebagai kegiatan administrasi, yang berkaitan dengan perekrutan
pegawai staffing, coordinating yang dilakukan oleh bagian personalia saja.Saat
ini manajeman SDM berubah dan fungsi spesialisasi yang daya manusia yang selama ini hanya
dianggap sebagai kegiatan administrasi, yang berkaitan dengan perekrutan
pegawai staffing, coordinating yang dilakukan oleh bagian personalia saja.Saat
ini manajeman SDM berubah dan fungsi spesialisasi yang berdiri manusia yang selama ini hanya dianggap
sebagai kegiatan administrasi, yang berkaitan dengan perekrutan pegawai
staffing, coordinating yang dilakukan oleh bagian personalia saja.Saat ini
manajeman SDM berubah dan fungsi spesialisasi yang berdiri perusahaan.
v Pengartian
Pengawasan (Ahmad Huda)
Sumberdaya
manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni
bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta
berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan.
Dalam kaitan tersebut setidaknya ada dua hal
- adanya
ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja.
- tingkat
pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Kedua masalah
tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya
kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi.
v Peran Pengawasan
SDM (Cendy Ifca)
Tantangan
besar yang dihadapi oleh pengawasan sumber daya manusia pada era reformassi,
globalisasi dan perdangangan bebas abad 21 ini adalah perubahan komposisi dan
struktur serta arah angkatan kerja, termsuk perubahan nilai-nilai perorangan
dari angkata kerja, perubahan produktivitas, dan perubahan tuntutan pemerinrah.
v Tujuan Dan Manfaat SDM (Ara Pandra)
Tujuan
manajemen sumber daya manusia adalah memperbaiki kontribusi produktif
orang-orang atau tenaga kerja terhadap organisasi atau perusahaan dengan cara
yang bertanggungjawab secara strategis, etis dan sosial.Tanpa adanya tenaga
kerja yang kompeten, suatu organisasi atau perusahaan akan berjalan biasa-biasa
saja walaupun organisasi itu mampu bertahan. Karena alasan inilah maka
rekruitmen dan pengelolaan SDM merupakan hal yang sangat penting dalam SDM.
Berkenaan dengan wacana diatas saran yang
ingin disampaikan yaitu masalah kualitas tenaga kerja yang berkulitas
mudah-mudahan dapat menciptakan lapangan kerja yang dengan sendirinya
menjadikan lapangan kerja makin luas dan bertambah cadangan tenaga kerjapun
berkualitas, sehingga seimbang dan dapat memperbaiki pengelolaan SDM kedepan.
v Pengawasan
Pekerjaan Dan Pengembangan Pegawai(Mahedza lilis)
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu
proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh,
manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi
atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit
yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia atau dalam
bahasa inggris disebut HRD atau human resource department.Pengawasan merupakan
salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi.